Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
Maka, makin terkonfirmasilah bahwa segala sikap buruk seorang anak adalah hasil dari contoh yang diberikan orang tuanya, dan bagaimana orang tua memperlakukan dirinya.
“Saya harus bilang sampai 5 (lima) kali untuk sampaikan bahwa saya lapar dan bertanya apakah mama memasak hari ini, karena saya lihat tak ada makanan di meja makan”, cerita seorang anak. “Mama baru dongakan kepalanya dari handphone setelah kali ke-5 saya bilang”, lanjutnya. Maka jangan marahi jika anakmu baru akan mendengarmu saat kamu memanggilnya tepat diteriakan ke-5mu.
Pepatah mengatakan “Jangan mengkuatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan nasehat Anda, kuatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati dan mencontoh Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H