Hari itu matahari sedang bersinar terang. Belum ada orang yang mau menolong Pak Darma. Akhirnya beliau sekuat tenaga mendorong becak miliknya yang berisikan barang dagangan menuju rumah pelanggan. Jarak yang cukup jauh membuat barang yang harus. Pak Darma terus mendorong becaknya.Â
Demi keluarga dan tanggung jawabnya untuk mengantarkan pesananan pelanggan, Pak Darma tidak mempedulikan panas yang membuat keringat beliau bercucuran deras.
Sesampainya di tempat pelanggan hari sudah mendekati sore. Pemilik rumah segera keluar menyambut Pak Darma. Melihat becaknya yang didorong dan wajah Pak Darma yang sangat lelah, pelanggan yang baik hati itupun membuatkan minum dan menyilahkan Pak Darma beristirahat sambil menikmati makanan yang disuguhkan.
"Mohon maaf bu. Hari ini becak saya mengalami kerusakan. Saya sampai di rumah ibu hari sudah mau sore." (Pak Darma menyampaikan kepada si pelanggan)
Buah dari kebaikan Pak Darma dan baktinya kepada keluarga serta orang tua, sore itu rezeki besar didapatkan Pak Darma. Becaknya yang rusak diganti oleh pelanggan becak Pak Darma. Kebetulan di rumah itu si pemilik dulunya adalah penarik becak juga. Berkat ketekunan dan kesabaran dalam menjalani kehidupan pemilik rumah memiliki usaha sendiri.Â
Mereka membuka toko sembako cukup besar di rumahnya. Sebagai rasa terimakasih kepada Pak Darma karena sudah bertanggung jawab mengantarkan dagangan, beliapun mengganti becak Pak Darma yang rusak dengan becak pemilik pelanggan itu.
Kali ini Pak Darma tidak perlu lelah mengayuh lagi, karena becak yang diberi oleh pelanggannya adalah becak sepeda motor. Wujudnya tetap seperti becak, namun pada bagian belakang tempat pengemudi di pasang mesin sepeda motor. Sehingga tinggal menyalakan dan mengemudikan layaknya sepeda motor.
Begitulah perjalanan hidup Pak Darma dan keluarganya. Meskipun bukan dari keluarga kaya, namun beliau tetap mensyukuri kehidupan. Beliau begitu menyayangi keluarga dan tetap berbakti kepada orangtuanya yang masih hidup.