Mohon tunggu...
IKA PRAWESTI ANDINI
IKA PRAWESTI ANDINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa S1 Psikologi di Universitas Negeri Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hidup Dengan Gangguan Bipolar

29 Oktober 2023   15:43 Diperbarui: 29 Oktober 2023   15:48 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang dengan depresi berat akan merasa tidak ada yang bisa membuat mereka bahagia. Tidak ada orang yang merasa bahagia ketika hal buruk baru saja terjadi pada mereka. Orang yang mengalami depresi mayor (depresi berat) akan membuat mereka merasakan sedih dan tidak berdaya setiap harinya selama berminggu-minggu pada waktu tertentu. Mereka bahkan tidak bisa menikmati apapun. Mereka merasa tidak berharga, sulit tidur atau bahkan berpikir untuk melakukan bunuh diri. Orang yang mengalami depresi berat juga memiliki masalah pada kognitifnya. Misalnya merasa tidak memiliki motivasi, merasa tidak ada yang memperhatikan, dan susah untuk mengingat.

Perubahan suasana hati yang tiba-tiba dapat mempengaruhi energi, perilaku, tidur, dan kemampuan berpikir pengidapnya. Gangguan bipolar adalah penyakit seumur hidup. Jadi gangguan mental ini memang tidak bisa disembuhkan. Namun, gejalanya dapat dikelola dengan baik dengan terapi dan pengobatan.

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang dapat menyebabkan seseorang akan mengalami perubahan suasana hati, energi, dan menjadi tidak fokus. Seseorang yang menderita gangguan bipolar akan merasakan dua suasana hati yang berlawanan secara berganti-gantian, yaitu fase manik dan fase depresi. Kedua fase ini bukan hanya sekedar perubahan suasana hati yang dialami orang-orang pada umumnya, karena fase ini dapat berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan. Selama fase manik, orang yang mengalami gangguan bipolar akan merasa hiperaktif, ia juga akan berbicara lebih cepat dari biasanya, hal ini juga dapat membuat ia ingin melakukan semuanya sekaligus dan lebih gegabah dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, selama fase depresi, orang yang mengalami gangguan bipolar akan merasa sangat kelelahan, letih, dan jarang berbicara atau tidak berbicara sama sekali. Pada tahap ini, mereka akan merasa sangat sulit untuk melakukan aktivitas yang sederhana sekalipun dan juga kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal yang biasanya mereka senangi.

Menurut American Psychology Association (2000), gangguan bipolar adalah penyakit yang ditandai dengan satu atau lebih episode manik dan hipomanik yang diikuti oleh episode depresi berat dengan gangguan suasana hati yang normal. Gangguan bipolar adalah gangguan kesehatan mental dimana seseorang mengalami perubahan mood secara drastis. Dari yang awalnya senang dan berenergi menjadi sedih dan kelelahan atau sebaliknya. Orang yang memiliki gangguan bipolar akan merasakan mood-mood tadi secara intens dan untuk jangka waktu yang cukup lama. 

Tidak menutup kemungkinan, beberapa orang bahkan akan mengalami kedua fase tersebut secara bersamaan. Gejala ini dikenal sebagai fase campuran, di mana seseorang akan mengalami fase mania dan fase depresi secara bersamaan atau di waktu yang sama. Seseorang juga dapat menderita gangguan bipolar, meskipun fase yang dialaminya tidak sehebat fase bipolar pada umumnya, hal ini dikenal sebagai gejala hipomania. Orang dengan gangguan bipolar yang mengalami gejala hipomania dapat menjalani aktivitas sehari-hari tanpa masalah atau perubahan suasana hati yang berlebihan.

Menurut dr. Dharmawan Ardi, Sp. KJ "gangguan bipolar termasuk dalam gangguan mood atau suasana perasaan". "Bi" artinya dua dan "Polar" artinya kutub. Jadi terdapat dua kutub, yaitu kutub rasa senang dan kutub rasa sedih atau depresi. 

Gangguan bipolar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu tipe 1, tipe 2 dan siklotimia. Perubahan suasana hati pada gangguan bipolar tipe 1 sangat kontras dengan episode manik yang berlangsung setidaknya seminggu dan episode depresi yang berlangsung setidaknya dua minggu. Bipolar tipe 2 mengalami perubahan suasana hati yang mirip dengan tipe 1, tetapi fase hipomanik menggantikan fase manik. Fase hipomania ini berlangsung setidaknya empat hari. Kemudian muncul tipe siklotimia, yang bersifat siklus dan termasuk episode hipomania dan depresi yang meskipun tidak separah tipe 1 atau tipe 2, fase ini akan berlangsung dengan waktu yang cukup lama, bahkan bisa berlangsung hingga dua tahun.

Seperti gangguan kejiwaan lainnya, gangguan bipolar tidak dapat didiagnosis dengan pasti, dan salah satu faktor terbesar yang meningkatkan risiko terkena gangguan bipolar adalah faktor keturunan. Karena gangguan bipolar adalah penyakit kronis, tidak ada obat untuk menyembuhkannya. Perawatan dan pengobatan sangat penting untuk menekan gejala gangguan bipolar. Jika orang dengan gangguan bipolar tidak diobati, episode manik dan depresi pada pasien bipolar dapat bertahan 6 hingga 12 bulan.

Menurut dr. Hendriks SP Sirait, Sp.KJ "bipolar merupakan salah satu gangguan fungsi otak, yaitu adanya perubahan dari suasana perasaan yang bisa berbeda-beda secara periodik. Dalam hal ini biasanya dapat terjadi depresi atau bisa menjadi panik".

Banyak hal yang bisa menjadi penyebab bipolar. Misal karena adanya kondisi genetik (keturunan), gangguan pada struktur otak, dan faktor lingkungan. Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan "Faktor genetik menyumbang sekitar 60-80 persen penyebab gangguan bipolar. Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi penyebab gangguan jiwa. Banyak jenis materi genetik yang terlibat, misalnya varian gen pada ANK3, CACNA1C , NCAN, ODZ4, dll. Variasi gen ini dapat meningkatkan risiko gangguan bipolar pada anak. Anak-anak dari orang tua (ayah atau ibu) dengan gangguan bipolar memiliki peluang 15-30 persen untuk mengembangkan gangguan bipolar. Jika kedua orang tua memiliki gangguan bipolar, anak mereka memiliki peluang 50-75 persen untuk mengalami gangguan mental yang sama. Jika salah satu orang tua memiliki anak dengan gangguan bipolar, anak lainnya memiliki peluang 15-25 persen untuk mengembangkannya. Jika kembar identik memiliki gangguan bipolar, kembaran tersebut memiliki peluang 85% untuk mengembangkan gangguan mental yang sama.

Gangguan bipolar disebabkan oleh gangguan pada kimia otak yang membuat kelenjar otak tidak mampu mengontrol pelepasan dopamin dengan baik. Karena otak tidak bisa mengontrol pelepasan dopamin dengan baik maka orang dengan gangguan bipolar akan merasakan bahagia yang berlebihan dan juga sangat hiperaktif atau disebut juga dengan fase mania.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun