Selasa malam yang sunyi
Ku duduk di sudut ruangan yang sepi
Hujan pun ikut mendengar jeritan hati
Air mata pun terjatuh membasahi pipi
Aku pun mulai berfikir
Apa sebaiknya aku pergi....???
Aku pamit
Aku pamit bukan untuk pergi
Aku pamit bukan ku tak setia lagi
Dan aku pamit bukan tuk membuka hati
Tapi aku pamit tuk melihatmu bahagia
Aku pamit untuk merelakanmu dengan pilihanmu
Aku pamit untuk kebahagiaanmu
Maaf....jika keputusanku ini sangat menyakitimu
Aku tau aku sangatlah egois yang melangkah pergi tanpa permisi
Meninggalkan rindu yang belum terbalaskan
Tapi aku yakin keputusan ini yang terbaik untuk mu dan untukku
Aku tau dalam menjalani hubungan pasti ada insan yang harus terlibat
Ya..... itulah orang tua kita
Dalam hubungan harus ada restu dari mereka semua
Maaf jika aku harus memulai ini lebih awal
karna ku tak ingin membuatmu semakin terluka
karna ku tak ingin terlalu banyak lagi menaruh harapan untukmu
Kamu harus terima bahwa kita tak mungkin bersatu
Orang tuamu telah memilihkan yang terbaik untukmu
Biarlah diriku yang mengalah karna kau berhak bahagia
Pilihan orang tua pastilah yang terbaik ....yakin lah itu
Jika nanti aku pergiÂ
Ku mohon tetaplah jadi yang seperti dulu yang aku kenal yang selalu ceria,bahagia,dan tertawa
Biarlah raga kita terpisah
Namun doaku akan tetap ku lanturkan
Jadikanlah pertemuan kita sebagai hadiah terindah yang Allah berikan
Jadikanlah juga pertemuan kita sebagai cerita
bahwa bahagia tak harus bersama
Jadikanlah juga perpisahan kita kenangan abadi yang tak terhapuskan oleh zaman
Terima kasih atas segalanya
Aku pamit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H