Mohon tunggu...
Ika Putri
Ika Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Belum bekerja

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konsep Konservasi dan Nilai Sosial Budaya dalam Masyarakat Pesisir

26 Maret 2023   20:21 Diperbarui: 26 Maret 2023   22:47 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan juga kepulauan, hal tersebut bukan tanpa alasan karena negara Indonesia memiliki banyak pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari 70% lautan dan 30% daratan hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia mempunyai wilayah perairan yang lebih luas daripada daratannya. Dengan begitu negara Indonesia tentu mempunyai potensi yang besar dalam bidang perikanan serta kelautan karena memiliki kekayaan laut yang melimpah. 

Tak hanya karena wilayah Indonesia yang lebih di dominasi oleh perairan, posisi negara Indonesia yang stategis juga mempengaruhi sumber daya laut yang luar biasa, salahsatunya yaitu dalam sektor perikanan. 

Hal inilah yang dimanfaatkan oleh kelompok orang atau masyarakat pesisir yang tentunya tinggal di sekitar pesisir, yaitu pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir karena dalam sumber perekonomiannya masyarakat pesisir bergantung secara langsung pada sumber daya laut dan pesisir, karena itulah kebanyakan masyarakat pesisir berprofesi sebagai nelayan. 

Negara Indonesia yang luas menyebabkan tersebar pula masyarakat yang tinggal di berbagai tempat, ada bermukim di daerah dataran tinggi dan ada pula yang di dataran rendah, setiap masyarakat tersebut pula memiliki konsep-konsep konservasi dan nilai-nilai sosial budaya tersendiri. Begitu pula dalam masyarakat pesisir yang juga memiliki konsep-konsep konservasi serta nilai-nilai sosial budaya yang terus berkembang hingga yang seiring bertambahnya zaman semakin terkikis. 

Dalam masyarakat pesisir terutama nelayan, konsep-konsep konservasi dapat dilihat dimulai dari bagaimana cara penangkapan, pengelolaan hingga proses penjualan. 

Dalam proses cara penangkapan dapat dilihat dari alat tangkap yang digunakan, tentunya alat tangkap yang baik adalah alat tangkap yang tidak membahayakan makhluk hidup, ekosistem di bawah laut serta ramah lingkungan contohnya yaitu cantrang, pukat hela dasar berpalang dan lain-lain sedangkan alat tangkap yang ramah lingkungan contohnya yaitu pancing ulur, bubu ikan atau bubu kepiting dan masih banyak lagi. 

Pada proses penangkapan, nelayan hingga masyarakat yang mengelola mengetahui bahwa ikan tersebut merupakan jenis yang dilindungi atau tidak sedangkan pada proses pengelolaan, masyarakat mengelola ikan secara ramah lingkungan dan tidak menimbulkan potensi pencemaran baik itu air, tanah ataupun udara. 

Masyarakat pesisir juga dapat melakukan budidaya ikan melalui tambak sehingga produksi ikan di laut tidak berkurang secara drastis. Dalam masyarakat pesisir selain terdapat konsep-konsep konservasi juga terdapat nilainilai sosial budaya, yakni antara lain nilai religius, gotong royong, saling menghargai, keterbukaan, etos kerja. 

Pertama, dalam nilai religius, contohnya dalam masyarakat pesisir yang berada di Subang, Cirebon, Indramayu, Jawa Barat tepatnya dapat terlihat dalam tradisi nadran atau sedekah laut. 

"Tradisi Nadran adalah upacara adat nelayan yang dilaksanakan di pesisir utara pantai pulau jawa, seperti Subang, Indramayu dan Cirebon. Upacara ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat atas hasil tangkapan ikan yang melimpah, mengharapkan peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdoa agar tidak mendapatkan aral melintang dalam mencari nafkah di laut. Nadran atau kadang disebut labuh saji dapat juga diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang di dapat. Selain itu, dalam upacara nadran juga dilakukan permohonan agar diberi keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah pada tahun mendatang" (Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Cirebon. "Tradisi Nadran (sedekah laut)". Diakses pada Oktober 11, 2021. disbudpar.cirebonkota.go.id). Nadran atau sedekah laut biasanya dilaksanakan setelah musim panen dan dalam pelaksanannya pun terdapat budaya gotong royong dan saling menghargai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun