"Kue klepon tidak Islami: Yuk tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia di toko syariah kami."
Begitulah bunyi meme yang muncul disertai dengan gambar kue klepon. Dalam meme itu tertulis nama Abu Ikhwan Azis. Tidak tunggu waktu lama, meme ini segera banjir komentar dan viral di jagat media sosial.
Tanggapan atas meme viral ini beragam bentuknya. Ada yang mengejeknya sebagai sikap puritan yang berlebihan, mabuk agama, tetapi juga ada yang melihatnya sebagai false flag. Dalam pandangan yang terakhir ini diasumsikan, meme itu justru sengaja disebar oleh kaum yang anti terhadap kelompok syar'i untuk menjatuhkan citra kelompok  tersebut.
Apa pun perdebatan tentang meme itu, saya cukup menikmati viralnya perdebatan soal onde-onde ini  sebagai satu hal yang cukup menghibur. Tetapi benarkah klepon ini tidak islami atau tidak syar'i? Saya malah ingin katakan, kudapan yang di Bugis-Makassar ini disebut onde-onde atau umba-umba, dulunya, bukan sekedar tidak syar'i, tetapi malah pernah jadi musyrik.
Nah loh...., baru tahu kan bahwa penganan satu ini pernah jadi musyrik. Bagaimana bisa bah.....kue jadi musyrik. Â
Baiklah, saya ceritakan kisahnya. Dulu dalam masyarakat Bugis-Makassar memiliki kepercayaan tentang adanya makhluk-makhluk to tenri ita (makhluk tak kasat mata).Â
Mereka disebut dengan bermacam-macam nama. Ada longga, memmang, lamporo dan seterusnya. Itu di Bugis-Makassar, entah di daerah lain. Mereka ini adalah makhluk tak kasat mata yang sering usil terhadap manusia. Tidak hanya usil, makhluk-makhluk itu sering sekali mendatangkan musibah atau sakit pada orang-orang tertentu.
Agar makhluk ini tidak melakukan keisengan yang berbahaya, manusia lantas melakukan ritual persembahan. Ritual itu disebut dengan ritual massompa. Ritual ini, semacam ritual bujuk rayu terhadap makhluk to tenri ita ini agar tidak berbuat hal-hal yang merugikan manusia.Â
Halilintar Latief, budayawan Sulawesi-selatan, menyebut ritual itu semacam cara menyogok para makhluk tak kasat mata agar tetap tenang-tenang saja. Mirip nyogok pada seorang pejabat agar usaha lancar-jaya atau semacam jatah preman-lah....
Dalam ritual massompa itu disiapkanlah berbagai sesajian yang akan dipersembahkan pada makhluk to tenri ita. Â Sesajian itu antara lain: beberapa makanan, binatang yang disembelih, kepala kerbau dan darah binatang. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kudapan. Salah satu kudapan itu adalah onde-onde atau umba-umba alias klepon.