Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Lagu "Aisyah Istri Rasulullah" dan Sosok Aisyah RA yang Hilang

8 April 2020   09:50 Diperbarui: 8 April 2020   19:15 4065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Thinkstockphotos via Fimela.com

Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merah di pipimu
Dia Aisyah Putri Abu Bakar
Istri Rasullallah
Sungguh sweet nabi mencintamu
Hingganabi minum di bekas bibirmu
Bila dia marah, nabi kan bermanja
Mencubit hidungnya

Aisyah....
Romantisnya cintamu dengan nabi
Dengan baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa
Kau di samping Rasullallah

Pernah kah kita menyimak syair lagu di atas? Kalau sering mengintip di Youtube atau aktif di medsos, hampir dipastikan kita pernah mendengarkannya.

Mungkin kita ikut bersenandung, sesekali menggoyangkan tangan, dan mencubit hidung sendiri ketika sampai pada syair "Bila dia marah, nabi kan bermanja mencubit hidungnya." 

Lagu ini meledak dan menjadi trending, persis ketika Sabyan yang dikenal sebagai pelantun lagu-lagu religi mengunggah di Youtube dengan versinya sendiri.

Beberapa hari yang lalu ketika Sabyan meng-upload  "Aisyah Istri Rasulullah",  lagu ini telah ditonton 5,2 juta kali. Saya belum melihat yang teranyar, sudah berapa orang yang telah menontonnya.

Hingga hari ini, jamak orang menyanyikan lagu ini dalam versi yang berbeda-beda. Para ibu-ibu, gadis remaja, bahkan bapak-bapak pun kecanduan mendengarnya. Mereka pun ikut menyanyikan berulang-ulang. Saya melihat lagu ini pertama kali dinyanyikan oleh seorang pria dan 4 orang wanita manis berjilbab di atas mobil.

Di kala sebagian besar orang tengah memilih tinggal di rumah dan sedang dirundung khawatir atas serangan virus corona, lagu "Aisyah Istri Rasulullah" seakan menjadi teman pelipur lara. Melaluinya orang bisa bersenandung sejenak melepas rasa panik. Dengannya pula sebagian ibu dan gadis remaja bisa membayangkan sebuah keluarga idaman ala Rasulullah SAW.  

Lagu Aisyah ini ternyata dirilis pertama kalinya oleh Projector Band pada tahun 2017. Judulnya Aisyah (Satu Dua Tiga Cinta Kamu).

Lagu yang dikemas oleh band Malaysia ini syairnya bukan soal Aisyah Istri Rasulullah, tetapi Aisyah sebagai seorang kekasih. Di Youtube, mulai dari 12 Mei 2017 hingga kini, lagu ini telah disaksikan 35 juta kali.  

Adalah seorang youtuber bernama Mr Bie yang mengubah syair dan judul lagu ini di kemudian hari. Judul pun berubah menjadi "Aisyah Istri Rasulullah." Syairnya pun berganti menjadi kisah cinta Asiyah dengan Nabi SAW. Mr.Bie kemudian mengunggahnya ke Youtube. Tetapi ketika itu, lagu ini hanya ditonton 436 ribu kali saja.

Tak jauh berbeda ketika akun Youtube bernama MS. Muallimah mengunggah video "Aisyah Istri Rasulullah", dengan syair yang sama, tetapi versinya sendiri. Lagu ini pun belum menjadi trending. Saat itu hanya ditonton 7.300 kali di Youtube.

Begitulah perjalanan lagu ini, hingga akhirnya Sabyan ikut menyanyikan dalam versinya, mengunggahnya dan langsung meledak di jagat media sosial.

Aransemen lagu "Aisyah Istri Rasulullah" ini memang ringan, mudah diikuti, tapi empuk di telinga. Syairnya yang berkisah soal keromantisan Aisyah dan Rasulullah juga gampang membuat gadis-gadis remaja dan ibu-ibu jatuh hati.

Tetapi, lamat-lamat, ketika saya ikut menyimak baik-baik lagu ini, terasa ada yang hilang dari sosok Aisyah RA. Saya mencari sosok Aisyah yang cerdas, tangguh, dan tabah, tetapi tidak menjumpainya dalam lagu itu. Sosok Aisyah digambarkan melingkar-lingkar hanya sebagai perempuan cantik, romantis, dan manja.

Dalam syair tertentu, malah ada Aisyah berlari-lari dengan Rasulullah. Saya tidak berani membayangkan seperti apa yang dimaksudkan berlari-lari itu. Selama ini saya menyaksikan perempuan yang berlari-lari bersama seorang pria, hanya ada dalam film India.   

Sampai di sini sekilas saya teringat dengan ucapan seorang pemikir Mesir, Rifa'ah Rafi at-Tantawi dalam Takhlis al-Ibriz fi Talkhis Bariz. Katanya: "Perempuan di negeri-negeri  Timur sering kali (digambarkan) berfungsi seperti mebel di rumah, dan di Prancis mereka seperti makhluk manja." Ucapan at-Tantawi ini dikutip kembali oleh Andree Feillard dalam pengantarnya di Buku KH. Husein Muhammad, "Fiqih Perempuan."

Secara kebetulan yang menciptakan syair lagu Aisyah Istri Rasulullah adalah juga seorang laki-laki. Mr Bee sang youtuber itu jelas adalah laki-laki, depan namanya saja ada Mr-nya.

Saya tidak mengatakan bahwa dia secara sengaja menampilkan sosok Aisyah hanya dalam tampilan fisiknya belaka; yang cantik, yang manja dan yang romantis. Tetapi kata para feminis, budaya patriarki bekerja di bawah kesadaran karena saking kuatnya budaya ini membelenggu dunia.   

Dalam dunia yang masih dipenjara oleh budaya patriarki ini, seseorang biasanya lebih merasa nyaman menggambarkan perempuan dari sisi kecantikan, keromantisan, dan kemanjaannya, dibandingkan menampilkannya sebagai sosok yang cerdas, kuat dan bisa survive. Penggambaran yang terakhir seakan menantang dunia patriarki.

Persisi di sinilah saya merasakan kehadiran Aisyah yang tidak utuh di lagu ini. Aisyah memang cantik, tetapi Ia juga adalah seorang istri Nabi SAW yang dikagumi kecerdasannya, tidak hanya oleh para sahabat Nabi dan ulama tetapi juga oleh para orientalis.

Kecerdasan Aisyah diakui oleh para sahabat. Hasyim bin Urwah berdasarkan tuturan ayahnya menyebutkan: "Aku pernah bersahabat dengan Aisyah. Saya tak pernah menyaksikan seorang pun yang lebih memahami suatu ayat yang turun, suatu sunah, atau sebuah syair---tidak pula ada yang lebih kuat dalam meriwayatkannya tentang hukum, dan memahami pengobatan dibandingkan dengan Aisyah.

sumber: goodreads.com by Iwok Abqary, M. Isnaeni (Illustrator)
sumber: goodreads.com by Iwok Abqary, M. Isnaeni (Illustrator)
Sebagai istri Rasulullah yang paham betul sisik melik baginda Nabi, Aisyah banyak mengetahui kebiasaan, perbuatan, amalan dan sifat Rasulullah. Karena itu Aisyah adalah salah satu di antara orang yang paling banyak meriwayatkan hadis.

Sekitar 2210 hadis, diriwayatkan oleh istri Rasulullah ini. Ia berada di posisi ke empat setelah Abu Hurairah dengan 5374 hadis, Abdullah bin Umar 2630, dan Anas bin Malik 2286 hadis.

Tak hanya sekedar meriwayatkan hadis, Aisyah pun paham konteks munculnya satu hadis. Karena itulah jika mau memahami Asbabul wurud hadits (sebab disabdakannya hadis) belajarlah pada Aisyah.

Hal ini dibuktikan oleh Aisyah ketika suatu saat Ia mengkonfirmasi hadis yang diriwayatkan oleh ibnu Umar:
"Innal mayyita layu'adzdzabu bibukail hayyi." (Sesungguhnya orang mati itu akan diazab sebab tangisan orang yang masih hidup).
Hadis ini terdapat dalam sahih Bukhari.  

Kata Aisyah; Semoga Allah mengampuni Ibnu Umar, Nabi memang pernah bersabda demikian. Tetapi mungkin beliau lupa atau khilaf, sungguh Rasulullah Saw saat itu melewati jenazah wanita Yahudi yang ditangisi oleh keluarganya, lalu Rasulullah Saw bersabda: "Sungguh mereka menangisi si mayyit, sedangkan yang mati tetaplah diazab di dalam kuburnya."

Aisyah menjelaskan konteks hadis pertama tadi, bahwa bukan tangisnya yang membuat seorang mayyit di azab, tapi karena dosanya. Dengan kata lain tangisan keluarga si Yahudi tadi sia-sia belaka, sebab jenazah wanita itu tetap akan diazab karena dosanya.

Keterpelajaran Aisyah dan kemampuannya sebagai seorang ahli hukum, hadis dan tafsir, menurut Jan Goodwing dalam Price of Honour: Muslim Women Lift the Veil of Silence on the Islamic World, diakui oleh ulama-ulama Sunni.  Para sejarawan, demikian Goodwing, menyebutkan seperempat dari hukum Islam berasal dari Aisyah.

Di syair yang lain, lagu itu menyebutkan Aisyah biasa bermanja-manja dengan Rasulullah. Itu juga benar. Aisyah biasa dipanggil oleh Rasulullah dengan sebutan romantis; "Ya...Humairah" (wahai yang pipinya kemerah-merahan). Tetapi patut kita ketahui, Aisyah pun adalah perempuan yang siap menderita mendampingi perjuangan Rasulullah.

Suatu saat Aisyah diberi hadiah 1.000 dirham oleh Muawiyah. Saat itu Aisyah sedang berpuasa. Aisyah menerima seluruh hadiah itu, tetapi kemudian membagikan pula seluruhnya pada fakir miskin, padahal Ia sendiri tidak memiliki apa-apa untuk berbuka. 

Aisyah tidak merasa tertekan dengan penderitaan dan tidak pula merasa susah dengan hidup bersahaja ala Rasulullah. Dia tidak mengkal hati karena kemiskinan dan tidak pula bersuka ria lantaran kekayaan. 

Soal ketangguhan? Sudahlah...saya tak perlu ceritakan bagaimana Aisyah ikut menjadi pemimpin pasukan dalam perang Jamal atau juga dikenal dengan pertempuran Basrah.

Akan hal ketangguhan dan kecerdasan Aisyah ini, banyak buku yang mengulasnya. Salah satunya adalah Buku Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam, Kisah Perjalanan Hidup Para Wanita Mulia yang Berperan Penting Dalam Kehidupan dan Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW. Buku ini ditulis oleh Bassam Muhammad Hamami.

Kita kembali ke persoalan lagu Aisyah Istri Rasulullah ini. Apakah betul ada masalah sih dengan lagu itu? Tidak juga, apa yang digambarkannya adalah memang sosok Aisyah, meski bukanlah Aisyah yang utuh.

Lagi pula orang senang mendengar lagu tertentu tidak boleh dilarang-larang. Anda berani melarang, bersiaplah didemo para ibu-ibu, termasuk ibu yang ada di rumah masing-masing?

Toh kita juga tidak tahu, mengapa yang mendengarnya senang. Siapa tahu ada yang hanya senang dengan aransemennya yang ringan dan empuk didengar? Ada juga mungkin yang sekadar ingin membayangkan sosok keluarga bahagia ala Rasulullah dengan Aisyah.   

Mungkin melalui lagu itu pula, para penikmatnya menemukan sosok Aisyah dan Nabi Muhammad SAW sebagai halnya manusia pada galibnya. Sosok yang mereka bisa jangkau dalam pikiran dan pengalaman sebagai manusia biasa. Bukan Aisyah yang terlalu cerdas apalagi Muhammad SAW sebagai Nabi. 

Kalau itu alasannya, maka perlu pula kita tahu, Aisyah bukan hanya manja dan romantis. Ia-pun istri Nabi yang punya cemburu. Salah satu yang paling dicemburuinya adalah Mariah Al-Qibtyah.

Istri Nabi yang satu ini, sebagaimana dituturkan dalam Tarikh Ibn Katsir atau Al-Bidayah wa Nihayah, memang terkenal rupawan. Kulitnya putih, parasnya elok dan rambutnya ikal.

Dia pun terkenal cerdas. Lebih dari itu,  Mariah Al-Qibtyah dilengkapi dengan pekerti yang menawan dan budi yang dermawan. Betul-betul sosok yang sepantar dengan Aisyah.

Aisyah pun cemburu. Suatu saat Ia memobilisasi istri-istri nabi. Para istri Nabi, di bawah pimpinan Aisyah menggelar protes. Nabi SAW diharapkan meninjau ulang waktu kebersamaannya dengan Mariah Al-Qibtyah.

Mereka juga minta pembagian waktu bermalam yang adil di rumah-rumah istri Rasulullah. Tentu "waktu bermalam yang adil" ini dalam versi para pemrotes. Pada dasarnya Nabi SAW sudah adil dalam hal itu. Tetapi begitulah, jika perempuan sudah cemburu, siapa pun, mestilah mendengarnya.

Di titimangsa yang lain, ketika Mariah Al-Qibtyah justru bisa melahirkan putra Nabi yang bernama Ibrahim, cemburu makin membara di dada istri-istri Rasulullah, termasuk pada diri Aisyah.

Ketika Nabi SAW membawa Ibrahim dan menunjukkan dengan gembira ke hadapan Aisyah sambil berkata: "Lihatlah betapa miripnya denganku. Aisyah menimpali dengan gemas; "Ia tidak punya kemiripan apa pun denganmu."

Begitulah hubungan Nabi SAW dengan Aisyah. Di tengah derajat keluarga ini yang tinggi, ternyata kisah-kisah manusiawi tetap mewarnai hubungan antara keduanya. Jalinan keluarga antara Nabi SAW dan Aisyah pun ibarat roller coaster, naik dan turun.

Kehidupan romantis, bahagia, serta cemburu datang dan pergi silih berganti. Begitulah kehidupan sebuah keluarga, dan yang paling penting bagaimana kita mengatasi dan menjalaninya. Rasulullah SAW dengan baik telah meneladankannya. 

Sisi keluarga Nabi SAW yang demikian itu, sesekali memang perlu diungkap. Dan mungkin sisi itulah yang ingin digambarkan dalam lagu "Aisyah Istri Rasulullah", kendati pun rasanya, sekali lagi, kurang kafi.

Kalau ada yang pintar bikin lagu, cobalah bikin yang lebih utuh. Tetapi katanya versi Arabnya justru telah mencerminkan sosok Aisyah yang cerdas ya? Kalau begitu yuk...kita dengar dan berdendang lagu Aisyah Istri Rasulullah ini dalam beragam versinya! 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun