Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sanro dan Perlawanan Perempuan Lokal

20 Desember 2017   21:49 Diperbarui: 12 Desember 2018   11:21 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi yang seperti inilah yang menyebabkan hubungan antara  laki-laki dan perempuan di Karampuang ini berjalan harmonis. Seimbang, tanpa satu merasa lebih dari yang lainnya. Potensi dominasi  laki-laki atas perempuan yg berkutat di ruang domestik sirna dengan sendirinya. Kaum laki-laki begitu menghargai posisi perempuan dan perannya di ruang domestik, bahkan menganggapnya sebagai kunci dan sumber kehidupan di Karampuang.  

Sedangkan kalangan perempuan sendiri justru merasa mengemuka derajatnya dengan peran vitalnya di ruang domestik. Apalagi dalam aturan adat, ruang domestik ini semakin dikukuhkan sebagai penentu dengan adanya acara tersendiri yang disebut "Mabbali Sumange"  yaitu satu acara membuat kue-kue dan makanan tapi merupakan rangkaian ritual adat.

Walhasil, asumsi feminisme Barat, bahwa perempuan dunia ketiga tak berdaya. Lantas kemudian direpetisi perempuan menengah kota Indonesia, bahwa perempuan desa dan lokal adalah pemangku kelemahan, powerless dan mudah dieksploitasi, dengan jelas telah digugat oleh perempuan Karampuang ini. Ungkapan satir nan mengejek dari Spivak (1988): "White men saving brown women from brown men" tampaknya semakin kena tohok dengan kisah para perempuan Karampuang ini.

Foto diambil dari http://mediacentersinjai.blogspot.co.id
Foto diambil dari http://mediacentersinjai.blogspot.co.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun