"Hey, di dunia memang tempatnya capek. Kelak di surga, tak ada lagi rasa lelah."Â
Lalu hatiku sumringah.Â
Namun, tetiba nyaliku menciut.
Sisi hatiku yang lain berteriak,Â
"Se-PD itu kau akan masuk surga? Yakin bisa masuk surga?"
Jiwa kembali meratap.
Benar. Apakah layak seorang dengan penghambaann yang compang-camping ini berharap surga?
Apakah pengabdian yang dijalani dengan susah payah cukup untuk memasukkanmu ke surga?
Padahal kau terus saja mengeluh dengan beratnya hidup.Â
Tuhan ...,
Aku terjebak dalam pergulatan batin yang tak berkesudahan.