Mengapa dunia semeresahkan ini?Â
Padahal katanya dunia adalah fana.
Mengapa hidup begitu melelahkan hati?
Padahal katanya hidup hanya sementara.
Berdamai dengan keadaan,
Menguatkan diri untuk bertahan,
Meluaskan kesabaran,Â
Selain itu, apa lagi yang bisa aku lakukan?
Meyakinkan diri kembali,
"Hey, hidup hanya sementara, yang kekal itu akhirat!"
"Hey, di dunia memang tempatnya capek. Kelak di surga, tak ada lagi rasa lelah."Â
Lalu hatiku sumringah.Â
Namun, tetiba nyaliku menciut.
Sisi hatiku yang lain berteriak,Â
"Se-PD itu kau akan masuk surga? Yakin bisa masuk surga?"
Jiwa kembali meratap.
Benar. Apakah layak seorang dengan penghambaann yang compang-camping ini berharap surga?
Apakah pengabdian yang dijalani dengan susah payah cukup untuk memasukkanmu ke surga?
Padahal kau terus saja mengeluh dengan beratnya hidup.Â
Tuhan ...,
Aku terjebak dalam pergulatan batin yang tak berkesudahan.
Aku pasrahkan saja semua kepada takdirmu.Â
Surga dan neraka adalah kehendakMu.
Tapi ijinkan aku menangis kali ini ...
Untuk membasuh lelahnya hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H