Mohon tunggu...
Iis Sakila
Iis Sakila Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Menulislah supaya perjalanan hidupmu dikenang orang...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prakarsa Perubahan untuk Sekolah Berkemajuan

8 Oktober 2022   20:20 Diperbarui: 8 Oktober 2022   20:46 23791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal Refleksi Dwimingguan Ke-3

Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C)

Oleh : Iis Sakila

Calon Guru Penggerak Angkatan 6

Pada minggu ke-6 Pendidikan Guru Penggerak (PGP) kali ini, di alur mulai dari diri dan eksplorasi konsep tanggal 26 September 2022 sampai demonstrasi kontekstual tanggal 3 Oktober 2022, saya merasa takjub dengan materi yang saya pelajari. Dan dari setiap tugasnya semakin mengasah saya menjadi pendidik yang handal dan mampu bersaing di masa depan.

Materi di modul 1.3, membahas tentang Visi Guru Penggerak yang digali dari impian seorang pendidik terhadap murid-muridnya di masa depan. Melalui impian tersebut, dirumuskan dalam sebuah visi. Dan visi impian saya terhadap murid di masa depan, yaitu: “ Terwujudnya peserta didik yang beriman dan berakhlak mulia, cerdas, berprestasi, dan berwawasan global melalui merdeka belajar”.

Dan harapannya, murid saya memiliki sikap beriman dan berakhlak mulia. Rajin menjalankan ibadah dalam kesehariannya, mampu berpikir cerdas untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapinya, mempunyai sikap sopan dan santun terhadap orang tua maupun temannya, berprestasi dan mempunyai rasa percaya diri untuk mengikuti ajang lomba dan mampu bersaing. 

Mengapa harapan itu penting bagi saya, karena murid saya sosok yang hidup dan tumbuhnya sesuai kodranya sendiri, dan saya hanya merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu untuk keselamatannya di dunia dan akhirat.

Setelah merumuskan visi, saya mempelajari paradigma Inkuari Apresiatif (IA). Inkuiri Apresiatif adalah manajemen perubahan yang dilakukan komunitas di sekolah melalui ko-kreasi atau kolaborasi berdasarkan aset yang dimiliki sehingga pembelajaran murid lebih kontekstual. 

Kolaborasi yang diharapkan terjadi antara kepala sekolah, guru, murid, orang tua, pemangku kepentingan dan unsur masyarakat. Pengelolaan paradigma Inkuiri Apresiatif di sekolah dimulai dengan menyusun visi, kemudian diturunkan menjadi prakarsa perubahan dan dicapai secara kolaboratif melalui tahapan BAGJA.

Bagi saya apa yang saya pahami dan pelajari dari materi kali ini, sangat berharga. Berkaitan dengan peran saya sebagai calon Guru Penggerak yang harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid, mampu mendorong kolaborasi dan belajar untuk mampu menggerakan komunitas praktisi. 

Mampu melakukan prakarsa perubahan di lingkungan kelas, sekolah maupun di masyarakat, demi kemajuan pendidikan, menciptakan murid yang memiliki profil pelajar pancasila dan meningkatkan kualitas layanan pendidikan.

Pada alur koneksi antar materi tanggal 5 Oktober 2022, semua materi terkait dalam satu tujuan, bahwa pendidikan sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara yaitu asas konvergensi Ki Hadjar Dewantara, bahwa perubahan yang kita lakukan di pendidikan harus menuju pada suatu titik yang memanusiakan manusia dan memeperkuat nilai kemanusiaan kita. 

Komunitas sekolah perlu melakukan perubahan melalui komunikasi, kolaborasi dan konstribusi yang baik antara seluruh komunitas sekolah untuk mewujudkan visi sekolah dengan memanfaatkan aset yang dimiliki sekolah  dalam mendorong wellbeing melalui paradigma apresiatif dengan tahapan BAGJA demi mencapai murid profil pelajar pancasila.

Dari materi yang disampaikan instruktur pada alur elaborasi pemahaman tanggal 6 Oktober 2022, ada hal yang berbeda dengan praktik yang saya jalankan dalam melakukan tindakan perubahan di sekolah. Bahwa dalam Prakarsa perubahan harus menyelidiki apa aset atau potensi yang dimiliki sekolah (ATAP), yang menjadi senjata kekuatan kita untuk mencapai tujuan-tujuan dengan berkolaborasi menemukan hal terbaik (positif). 

Sedangkan prakarsa perubahan yang dilakukan selama ini hanya melibatkan kepala sekolah dan rekan guru, tidak melibatkan pemangku kepentingan maupun masyarakat dan tidak menggunakan aset yang ada sebagai kekuatan prakarsa.

Setelah memahami paradigma inkuiri apresiatif, saya paham komunikasi, kolaborasi dan konstribusi akan memudahkan kita menjalankan suatu perubahan di komunitas sekolah lebih baik lagi dan dapat meraih tujuan-tujuan bersama dengan memanfaatkan aset yang dimiliki.

Konsep-konsep materi yang penting bagi saya untuk terus saya bawa sampai saya lulus Guru Penggerak, yaitu tahapan BAGJA. Tahapan prakarsa perubahan mulai tahap Buat pertanyaan utama (Define), Ambil pelajaran (Discover), Gali mimpi (Dream), Jabarkan rencana (Design), Atur Eksekusi (Deliver). Fokus perubahan hanya kepada murid, murid, murid. 

Perubahan yang terjadi harus menjalin relasi yang baik dengan seluruh stakeholder sekolah, sehingga terjalin komunikasi yang baik, komunikasi yang baik mendorong kolaborasi, dan kolaborasi yang baik mendorong adanya konstribusi. Dan pembiasaan diri dalam melakukan perubahan dengan BAGJA adalah melalui ATM ( Amati Tiru Modifikasi) yang disebut Ki Hadjar Dewantara dengan” Niteni, Nirokke dan Nambahi”.

Perubahan dalam diri yang saya inginkan adalah tetap belajar untuk menjadi pendidik yang baik dan berkemajuan. Tidak malu bertanya dengan orang yang lebih berpengalaman, yang sudah lebih dulu memajukan pendidikan, supaya mendapat transfer pengalaman darinya, dan menerapkan prakarsa perubahan yang saya pelajari dari modul 1.3 di komunitas sekolah. 

Saya optimis dengan hal ini, karena pemaparan instruktur hebat di elaborasi pemahaman menjelaskannya dengan jelas dan terperinci.

Seperti penerapan prakarsa perubahan pada aksi nyata yang saya lakukan pada tanggal 7 Oktober 2022, dengan Prakarsa perubahan ” Mewujudkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas anak”. Dan idetifikasi ATAP dari prakarsa perubahan ini yaitu: Asetnya, anak sudah bisa menggunakan gawai. 

Tantangannya, mengarahkan anak memanfaatkan teknologi untuk hal positif. Aksinya, membantu anak untuk belajar memanfaatkan teknologi, seperti membuat foto dan bingkainya. Tahapan BAGJA yang dilakukan, yaitu :

B-uat Pertanyaan :

  • Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kreativitas murid dalam belajar?

Tindakan/Penyelidikan :

  • Menggunakan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan.
  • Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat dalam memfasilitasi pembelajaran yang merangsang kreativitas murid.
  • Memberi kebebasan kepada murid untuk belajar dengan kreatif.

A-mbil Pelajaran :

  • Siapakah guru yang pernah berhasil meningkatkan kreativitas murid dalam belajar?
  • Kegiatan apa yang dapat meningkatkan kreativitas murid dalam belajar ?
  • Situasi apa yang dapat mendukung peningkatan kreativitas murid dalam belajar?
  • Keterampilan apa yang sudah dikuasai untuk meningkatkan kreativitas murid dalam belajar ?
  • Tindakan/Penyelidikan :
  • Mencari profil guru yang sudah pernah berhasil meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.
  • Menggali informasi dari guru tersebut, tentang aktivitas yang dia lakukan untuk meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.
  • Mengidentifikasi situasi yang mendukung usaha meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.
  • Mengidentifikasi keterampilan yang sudah dikuasai untuk mendukung usaha meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.    G-ali Mimpi :
  • Apa kebiasaan baru yang dilakukan setelah kreativitas murid dalam belajar meningkat ?
  • Apa yang bisa dilakukan untuk mempertahankan kreativitas murid dalam belajar?
  • Tindakan/Penyelidikan :
  • Membuka diri dan melakukan pendekatan untuk mengarahkan dan menuntun murid mengambil setiap pelajaran dari materi yang dipelajarinya.
  • Memberikan pilihan kepada murid untuk menentukan media pembelajaran apa yang disukainya.                                                           J-abarkan Rencana :
  • Apa langkah awal yang dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang meningkatkan kreativitas murid dalam belajar  ?
  • Langkah apa yang dapat menguatkan meningkatkan kreativitas murid dalam belajar ?
  • Apa tindakan-tindakan yang bisa mendukung usaha meningkatkan kreativitas murid dalam belajar?
  • Bagaimana mengukur kemajuan dan peningkatan kreativitas murid dalam belajar?
  • Tindakan/Penyelidikan :
  • Menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan kepala sekolah dan rekan guru.
  • Mengamati peningkatan kreativitas murid dalam belajar.
  • Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
  • Membuat catatan tindakan-tindakan yang bisa mendukung usaha meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.
  • Membuat capaian yang realistis untuk setiap minggunya.                                                                                                                                             A-tur Eksekusi :
  • Siapa yang terlibat dalam meningkatkan kreativitas murid dalam belajar?
  • Bagimana hasil yang diperoleh dalam pembelajaran yang meningkatkan kreativitas murid dalam belajar ?

Tindakan/Penyelidikan:

  • Melibatkan kepala sekolah dan rekan sejawat terutama operator sekolah.
  • Membuat kesepakatan pembelajaran dengan murid.
  • Mencatat sekecil apapun meningkatkan kreativitas murid dalam belajar.
  • Meningkatkan kompetensi murid dibidang IT.
  • Meningkatkan kteativitas murid dalam belajar.

Pembelajaran anak dari prakarsa perubahan tersebut, yaitu: Pembelajaran memanfaatkan teknologi membuat anak antusias dan bersemangat. 

Anak paham mengapa mereka perlu menjungjung tinggi kreativitas di bidang TIK, sehingga anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kemajuan zaman di era digital. Anak juga paham perlunya kreativitas untuk mengekspresikan pikiran dan perasaanya dalam bentuk sebuah karya.

Dari modul 1.3 ini saya memahami bahwa menanamkan nilai-nilai dan peranan Guru Penggerak dalam diri saya sangat penting, apalagi saya sebagai pendidik berkewajiban mewujudkan visi sebagai Guru Penggerak berlandaskan filosofi Ki Hadjar Dewantara, untuk menuntun murid memiliki profil pelajar pancasila dengan melakukan perubahan-perubahan di sekolah melalui tahapan BAGJA sehingga meningkatkan pembelajaran wellbeing melalui kolaborasi dengan seluruh komunitas sekolah dan melakukan konstribusi demi transformasi pendidikan. 

Dan visi revisi saya adalah “Terwujudnya wellbeing untuk mencetak insan beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis  dan kreatif dalam ekosistem pendidikan melalui merdeka belajar”. Semoga visi ini dapat terwujud. Salam dan bahagia, tetap sehat tetap semangattttt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun