Oleh: Iis Nia Daniar
"Semuanya harap jangan terlalu dekat!" seorang petugas menertibkan kerumunan di Jalan Raya Jatiasih itu yang sesak sesaat setelah terjadi kecelakaan.
Kegaduhan memuncak ketika motor yang sudah jatuh beberapa meter dari pengendaranya, mesinnya menyala sendiri. Anak muda yang berada tidak jauh dari motor itu langsung mematikan mesinnya dan mengambil kunci motor yang masih menyangkut di motor tersebut.
"Motor itu tadinya gak di jalur ini, gak tahu kenapa kok bisa-bisanya mutar arah," kata  Bapak berkaos oblong putih yang mengenakan sarung  dan kopeah.
"Iya, gak masuk akal banget sih!"
"Ah, mungkin saja pengendaranya teringat sesuatu dan tiba-tiba saja dia mutar arah, tanpa perhitungan terebih dahulu."
"Kasihan ya," seorang ibu dengan kerudung merah menyeka matanya dengan tisue yang dia genggam di tangan kanannya. Mungkin karena prihatin dengan kondisi pengendara yang kepalanya masih berada dalam helm, sedangkan tubuhnya separuh hancur.
"Aneh bener ya, kok darah yang keluar sedikit gak kaya kecelakaan pada umumnya?" Seorang lelaki berkemeja putih yang turun dari mobil avanza hitam mengomentari sambil mengernyitkan dahi. Lelaki itu seolah mencari tahu apa yang terjadi. Dia melihat ke arah korban yang sudah ditutupi oleh koran bekas seadanya dan melihat-lihat motor yang tergeletak agak jauh dari korban.
Petugas berusaha mengendalikan situasi. Satu jam kemudian ambulans datang membawa korban, sedangkan motornya dinaikkan ke mobil kap terbuka petugas. Yang terlihat tinggal ceceran darah pada jalan beraspal, tetapi sedikit.
Kejadian kecelakaan pada siang hari itu menjadi buah bibir di masyarakat karena memang banyak terjadi keanehan. Separuh tubuh korbannya hancur, tetapi darah tidak banyak yang keluar, belum lagi motor yang menyala sendiri mesinnya.
Mesin motor menyala sendiri masih berlanjut di kantor polisi. Petugas menempatkan barang bukti tersebut di halaman parkir belakang bersama dengan bangkai mobil dan motor lainnya, tetapi kerap mesin motor itu terdengar menggerung seperti digas oleh seseorang  dan diikuti dengan lampu motor yang menyala. Namun, hanya pada malam Selasa dan Jumat peristiwa aneh itu terjadi. Para petugas jaga pada malam-malam itu pun dibuat bergidik dengan rintihan yang terdengar tidak lama setelah motor menggerung tiga kali.
"Taruh di mana kek, itu motor!" Bikin merinding aja sih," kata seorang petugas yang tampak pucat wajahnya.
"Sudah beberapa kali ada yang ke sini nanyain itu motor,"
"Oh, Bapak yang dari Kranji itu ya?"
"Iya,"
"Kasihin dia aja sih, nyusahin kita tuh motor sial!" belum lagi bibir petugas itu rapat, tiba-tiba saja cangkir yang berisi kopi di atas meja terlempar ke pojok ruangan. Hampir saja mengenai petugas yang sedang tiduran di kursi panjang. Serempak petugas berteriak.
"Astagfirullah!"
"Lahaula walakuawata illa billah!"
"Astagfirullah!"
Petugas yang hampir kena lemparan cangkir tadi terbangun dan lagsung membaca ayat kursi keras-keras, ada juga petugas yang langsung melafalkan doa Bapa Kami. Malam itu benar-benar malam klimaks dari segala keanehan motor balap bernomor polisi B 5147 FXJ setelah dibawa petugas tiga bulan yang lalu.
Paginya kantor polisi kembali geger karena motor "setan" tiba-tiba raib dari tempatnya. Para petugas yang berjaga pada malam itupun kebingungan ketika ditanya ke mana perginya motor barang bukti tersebut. Bahkan seorang  petugas yang semalam pingsan masih terlihat syok. Bicaranya masih melantur dan sesekali berteriak.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H