sesekali aku menarik nafas dalam
Menatap kosong jalan didepan
Sambil diam aku bertanya
Jati diriku sekarang ada dimana?
Ayah…
Anak perempuan mu ini sungguh tak berdaya
Sudah hancur layaknya remahan kaca
Dimana engkau ayah..
Bahkan tuk menemukan sukma tak lagi bisa
Bagaikan sebuah kapal tak bernahkoda
Aku terombang ambing diatas lautan yang luas
Malam rembulan menjadi sahabatku
Suara ombak menjadi nyanyian untukku
Aku sudah tak bernyawa ayah…
Bahkan kakiku terlalu sakit tukku lagi melangkah
Banyak luka disanaÂ
Darah mengalir deras begitu saja
Ayah…
Sedikit saja ayah…
Aku butuh pelukanmu
Berjuang sendiri dalam dunia penuh kemunafikan
Aku serasa tak sanggup ayah…
Kembali kuseka air mata ini
Kupendam sesakku sendiri
Biarkanlah ayah…
Sesak akan merajalela
Dengan luka melukis indah di singgahsana
Bali, 11 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H