Mohon tunggu...
Rodhiyah Nur Isnaini
Rodhiyah Nur Isnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pintar Ada Waktunya

26 September 2020   04:17 Diperbarui: 26 September 2020   04:24 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Jerry Wang on Unsplash

"Pintar ada waktunya, karena yang berkembang adalah pusat perasaan, anak usia dini harus menjadi anak yang bahagia, bukan jadi anak pintar."
-Psikolog anak, Elly Risman

Mempunyai anak pintar memang dambaan setiap orangtua, mungkin salah satunya agar bisa dibanggakan ke orang lain.

Kita mengarahkan anak agar bisa berkembang sesuai dengan bakat yang dimilikinya dan bukan untuk memaksa dan bahkan melarang anak untuk menjadi seperti yang kita mau.

Masalah yang banyak terlihat dalam lingkunganku adalah anak yang mempunyai nilai jelek dan selalu rangking terbawah dan orangtua dengan kata-kata yang menyakitkan menjatuhkan semangat si anak.

Yang menjadi pertanyaan penting saat ini, terlebih pada masa pandemi, apakah nilai menjadi hal penting untuk saat ini? apakah dengan nilai sempurna anak benar-benar bisa dikatakan pintar? apakah sesuai dengan kata hati anak? apakah anak merasa bahagia?

Nuzulia Rahma, seorang psikolog mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang perlu diasah untuk menghasilkan skill atau karya.

Gas dan rem sebagai orangtua sangat perlu untuk dilatih. Jangan terlalu dipaksa atau dilarang, namun juga jangan dibiarkan tanpa adanya stimulasi, terlebih pada saat anak usia dini yang sedang berada pada periode keemasan.

Anak harus bahagia dengan tahapan perkembangannya. Pola asuh harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Terlebih sekarang sangat mudah untuk belajar pola pengasuhan yang baik untuk anak.

Terutama di masa pandemi, berbagai macam kegiatan seperti webinar, poster, video, dan lain sebagainnya tersebar luas di media sosial. Kita hanya harus jeli saja untuk bisa menerapkan model stalker yang kita punya. Karena kita semua tahu bahwa belajar bisa darimana saja dan kapanpun, tanpa terbatas ruang dan waktu.

Memang betul ada beberapa anak yang sejak dini senengnya nyanyi a, b, c, atau menghafal angka atau alfabet. Tetapi ada juga yang senangnya lompat, lari, dan tidak bisa diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun