Mohon tunggu...
Rodhiyah Nur Isnaini
Rodhiyah Nur Isnaini Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia

Masih terus belajar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berbagi Imajinasi dengan Anak

27 Maret 2020   01:03 Diperbarui: 29 Maret 2020   21:42 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: estrilook.com

Dengarkan Perkataanku dan Bayangkan dalam Benakmu.

Dengan quote di atas, kita bisa mengartikan bahwa dengan satu kalimat saja, kita bisa memusatkan perhatian kepada salah satu indera, yaitu pendengaran dan mencoba membayangkan hal yang telah didengar tersebut. Dalam hal ini tidak hanya melatih kecerdasan atau konsentrasi, akan tetapi juga imajinasi.

Banyak cara untuk dapat meningkatkan kecerdasan anak, salah satunya dengan memberikan kumpulan cerita fiktif yang berisi tokoh-tokoh terdekat dengan dunia anak. Kumpulan cerita fiktif tersebut dikenal dengan istilah dongeng.

Tetapi fakta yang dapat kita lihat sendiri, kebanyakan orang tua sekarang lebih banyak untuk memberikan gadget kepada anak, daripada harus menghabiskan waktu membacakan dongeng.

Budaya dalam membacakan dongeng menjadi jarang dilakukan oleh orang tua. Banyak dari orang tua bahkan memberikan gadget tanpa pengawasan. Hal ini tidak lain agar anak tidak rewel atau menganggu aktivitas orang tua. Miris sekali bukan?

Padahal banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan cara membacakan dongeng, yaitu:

  • Melatih dan meningkatkan kecerdasan anak,
  • Wawasannya juga menjadi luas,
  • Dapat memenuhi kebutuhan informasi,
  • Memenuhi rasa ingin tahunya,
  • Sebagai hiburan,
  • Komunikasi dengan kasih sayang,
  • Pengembangan daya imajinasi,
  • Penanaman modal dan spiritual (tanpa menggurui), dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang lainnya.

Dengan mengenalkan dongeng pada anak, kita juga membiasakan budaya literasi. Dimana tingkat literasi anak Indonesia berada dalam urutan ke-60 dari 61 negara. 

Dapat dinilai sendiri bahwa hal tersebut sangat memprihatinkan. Jadi bagaimana mau meningkat, kalau diri sendiri saja tidak melakukan suatu perubahan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menstimulus diri sendiri dan juga anak dalam membiasakan budaya membaca adalah dengan membacakan dongeng.

Setelah kita mengetahui manfaat-manfaat dongeng seperti yang telah disebutkan di atas, sangat disayangkan apabila masa emas anak hanya dipenuhi dengan gadget bukan? 

Oleh karena itu, coba biasakan untuk mengubah kebiasaan diri sendiri terlebih dahulu, agar kemudian bisa memberikan contoh kepada anak dan memberi tahu bahwa membaca sangat mengasyikkan.

Pilihan ketika anak berusia 4 tahun adalah cerita fabel atau horror, ketika anak berusia 4-8 tahun adalah cerita tentang idola, dan ketika anak berusia 8-12 tahun adalah cerita tentang pertualangan atau fantasi.

Bacakan dongeng dengan cara menarik dan didukung dengan olah gerak tubuh, membuat karakter suara orang, menirukan suara binatang, dan menirukan suara tiruan (suara angin, kereta, ambulan, dll).

Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dongeng adalah tidak mengadung unsur: kesyirikan, kekerasan, dan pornografi. Pilihlah dongeng yang dapat membuat anak penasaran dan tertarik. Selain itu dalam membacakan dongeng jangan terlalu lama, sehingga membuat anak merasa bosan.

Sudah sepatutnya kita mengenalkan dan memberikan pembiasaan dalam hal membaca ini sedari dini kepada anak, terlebih banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh.

Semoga Bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun