Mohon tunggu...
Iip  Syarip Hidayat
Iip Syarip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

email :iipsyarip1@gmail.com Fb. Iip Syarip Hidayat Telp. 085524657568

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Explore Brunei dari Daratan Malaysia

18 November 2020   06:47 Diperbarui: 18 November 2020   06:56 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dari belakang mesjid Hasanal Bolqiah (Dokpri)

Pada pengujung tahun 2018, kami para PNS sebanyak 16 orang akan segera habis kontrak di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, sehingga menjelang berakhinya kontrak kami di SIKK kami pun sudah diberikan kelonggaran tugas mengajar. 

Beberapa dari kami dikirimkan membantu sekolah CLC ( Comunity Learning Center ) terdekat denga SIKK yaitu CLC Hanim. Disana kami diperbantukan.

Karena banyak waktu luang, kami pun selain mengajar di CLC hanim, ada beberapa yang ngeround ke beberap CLC di kota Kinabalu selain itu kami pun merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Brunei sekdar untuk mengetahui keadaan Negara yang terkenal dengan syariat islam dan religinya.

Negera Brunei kebetulan merupakan Negera terdekat dari Kota Kianbalu, dengan melalui jalur darat hanya membutuhkan waktu tempuh 6 jam saja itu pun dengan kecepatan 80 km/ jam.

Dengan berbekal SIM  internasioal saya dan beberapa teman memberanikan untuk menyewa mobil untuk pergi kesana.  Ada hal menarik ketika diperjalanan. 

Ketika pergi ke Brunei lewat jalur darat , kami harus keluar dari Sabah , kemudian masuk ke Sarawak dan masuk Brunei kemudian masuk lagi sarawak lalu masuk lagi Brunei kota. Setiap keluar masuk itu passport kami harus di cap ( cop bahasa Malayisa).

Karena tidak tahu, ketika keluar Sabah dan masuk ke sarawak, kami pun langsung keluar begitu saja tidak di cap sehingga ketika sudah mau memasuki Brunei passport kami tidak ada cap Sarawak, sehingga kami pun harus balik lagi ke pintu masuk Sarawak itu menempuh waktu 2 jam, waduh... ya mau tidak mau kami harus balik lagi ke pintu keluar Sabah.

Memasuki kawasan perbatasan Brunei kota, waktu itu  sudah menjelang magrib, kami pun menginap di hotel yang ada di Limbang yaitu wilayah perbatasan sarawak dengan Brunei kota. Sekalian istirahat untuk melanjutkan perjalanan besok harinya.

Ketika esok harinya kami melanjutkan perjalanan yang kebetulan hari itu hari jum'at sehingga toko- toko tutup dan aktivitas lainya pun  di liburkan, sayup- sayup terdengar suara alunan Al -- quran dari suaru -- surau.   

Susasana kota terlihat tertata sangat rapi bersih, hampir tidak ada motor dan tidak ada macet. Negara kecil yang penduduknya sangat terlihat sangat sejatera. 

Telihat dengan tidak adanya rumah- rumah kumuh dan pengemis dan rata- rata mempunyai mobil produksi jepang agak berbeda dengan Malaysia yang punya brand mobil sendiri kalau Brunei menginfor dari negera- negara maju lainya.

Foto : Didepan  mesjid Hasanal Bolqiah

Kami pun berkeliling sambil mengambil gambar di kawasan kota melihat kemegahan banngunan -- bangunan khas di negera ini. Ada hal  unik dari negera ini terdapat sebuah kampung mengapung di air.  

Orang- orang sana menyebutnya kampung air. Dari Bandar sribegawan ke kampung air hanya membutuhkan waktu 10-15 menit dengan menggunakan boat. 

Keunikan dari kampung air yang sudah puluhan tahun ini adalah kerajaan Brunei mempertahankan keberadaan kampung tradisional yang berdada dekat dengan pusat kota ini adalah di sini terdapat beberapa penginapan dan kedai -- kedai termamsuk  kedai yang menjual khas makanan Indonesia dan ternyata selidik punya selidik pelayannya pun orang Indonesia dari jawa tengah. Akhinya kami pun ngobrol sambil senda gurau layaknya di negeri sendiri.

Foto : Sebuah mesjid dikawasan kampung Air 

Memasuki kawasan Mesjid kebanggan rakyat Brunei yaitu mesjid sultan Hasanah Bolqiah terlihat sangat megah sekali dengan kubah yang dilapisi emas perpaduan putih dan dilengakapi dengan marmer yang terliha mewah sekali. menariknya ketika berada di dalam mesjid, imam jum'at selalu menyempatkan Do'a untuk para pendiri negara berunei yaitu raja- raja yang sudah meninggal sampai raja yang masih ada. Mungkin hal demikian menjadi sebuah kewajiban dalam setiap khutbah Jum'atnya.

Jika dilihat dari bahasa, budaya dan makanannya Brunei tidak jauh dengan Malaysia, apalagi dengan sabah dan sarawak. Karena dari segi geografis juga Brunei, sabah, Sarawak itu masih satu pulau yaitu pulau Kalimantan. 

Dimana pulau kalimantan ini terbagi dalam 3 Negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sehingga kebudayaanya pun hampir sama. Hanya bedanya Brunei mungkin lebih maju karena mempunyai minyak bumi yang cukup melimpah dan membuat negara ini lebih sejahtera. Mata uangnya pun menggunakan Dollar Brunei namun orang sana menyebutnya Ringgit Brunei.

Agak sedikit berbeda dengan di Malaysia, jika di Malaysia anak- anak Indonesia tiadk boleh sekolah di sekolah kerajaan, untuk negara Brunei memperbolehkan anak- anak warga negara luar bersekolah di sekolah kerajaan Brunei. Sehinga tidak ada sekolah Indonesia di negara Brunei. 

Kami menyempatkan untuk mengunjungi Kedutaan Besar  Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam hanya sekedar untuk bersilaturrahmi dengan para pejabat di kedutaan. 

Hal menarik disini kami sempat berputar -- putar mencari lokasi yang cukup sulit, karena diantara kami satu pun tidak ada yang mempunyai kartu celular Brunei sehingga kami pun kesulitan mencari lokasinya. Setelah beberapa kali muter- muter akhinya kami menemukan juga lokasinya, Alhamdulillah. 

Foto di depan Kedutaan besar Republik Indonesia Bandar Sribegawan Brunei  Darussalam 

Hikmah dari perjalanan ke Negara ini kami bisa membedakan bahwa bagaiaman suasana negera maju, mulai dari keramahan orang- orangnya, kearifan budaya yang tetap terjaga, ketertiban lalu lintas dan juga yang nyaris tidak ada macet serta kental denga  religiusnya karena negara ini menerapkan hukum syariat islam.

Seprti kita ketahui bahwa negera -- negera yadng menerapkan hukum syariat islam cenderung lebih sejatera seeprti negera- negara di timur tengah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun