Foto : Didepan  mesjid Hasanal Bolqiah
Kami pun berkeliling sambil mengambil gambar di kawasan kota melihat kemegahan banngunan -- bangunan khas di negera ini. Ada hal  unik dari negera ini terdapat sebuah kampung mengapung di air. Â
Orang- orang sana menyebutnya kampung air. Dari Bandar sribegawan ke kampung air hanya membutuhkan waktu 10-15 menit dengan menggunakan boat.Â
Keunikan dari kampung air yang sudah puluhan tahun ini adalah kerajaan Brunei mempertahankan keberadaan kampung tradisional yang berdada dekat dengan pusat kota ini adalah di sini terdapat beberapa penginapan dan kedai -- kedai termamsuk  kedai yang menjual khas makanan Indonesia dan ternyata selidik punya selidik pelayannya pun orang Indonesia dari jawa tengah. Akhinya kami pun ngobrol sambil senda gurau layaknya di negeri sendiri.
Foto : Sebuah mesjid dikawasan kampung AirÂ
Memasuki kawasan Mesjid kebanggan rakyat Brunei yaitu mesjid sultan Hasanah Bolqiah terlihat sangat megah sekali dengan kubah yang dilapisi emas perpaduan putih dan dilengakapi dengan marmer yang terliha mewah sekali. menariknya ketika berada di dalam mesjid, imam jum'at selalu menyempatkan Do'a untuk para pendiri negara berunei yaitu raja- raja yang sudah meninggal sampai raja yang masih ada. Mungkin hal demikian menjadi sebuah kewajiban dalam setiap khutbah Jum'atnya.
Jika dilihat dari bahasa, budaya dan makanannya Brunei tidak jauh dengan Malaysia, apalagi dengan sabah dan sarawak. Karena dari segi geografis juga Brunei, sabah, Sarawak itu masih satu pulau yaitu pulau Kalimantan.Â
Dimana pulau kalimantan ini terbagi dalam 3 Negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei. Sehingga kebudayaanya pun hampir sama. Hanya bedanya Brunei mungkin lebih maju karena mempunyai minyak bumi yang cukup melimpah dan membuat negara ini lebih sejahtera. Mata uangnya pun menggunakan Dollar Brunei namun orang sana menyebutnya Ringgit Brunei.
Agak sedikit berbeda dengan di Malaysia, jika di Malaysia anak- anak Indonesia tiadk boleh sekolah di sekolah kerajaan, untuk negara Brunei memperbolehkan anak- anak warga negara luar bersekolah di sekolah kerajaan Brunei. Sehinga tidak ada sekolah Indonesia di negara Brunei.Â
Kami menyempatkan untuk mengunjungi Kedutaan Besar  Republik Indonesia untuk Brunei Darussalam hanya sekedar untuk bersilaturrahmi dengan para pejabat di kedutaan.Â
Hal menarik disini kami sempat berputar -- putar mencari lokasi yang cukup sulit, karena diantara kami satu pun tidak ada yang mempunyai kartu celular Brunei sehingga kami pun kesulitan mencari lokasinya. Setelah beberapa kali muter- muter akhinya kami menemukan juga lokasinya, Alhamdulillah.Â