Mohon tunggu...
Iip Sutriana
Iip Sutriana Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa Universitas Pamulang

Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kesalahan Berbahasa di Era Globalisasi, Pada Media Sosial: Instagram

21 Desember 2023   15:19 Diperbarui: 21 Desember 2023   15:26 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan ide dan berinteraksi dalam kehidupan sosial. Bahasa, sebagai alat komunikasi paling efektif, memainkan peran yang sangat penting dalam semua kegiatan komunikatif, baik melalui lisan maupun tertulis.

Perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh penggunaannya, dengan variasi bahasa yang muncul seiring dengan tuntutan dan tujuan komunikasi. Bahasa memiliki keberagaman tergantung pada kebutuhan dan maksud komunikasi. Namun, seiring perkembangan zaman dan penggunaannya, sering terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia, seperti kesalahan ejaan, penggunaan bahasa asing yang tidak tepat, atau penggunaan tanda baca yang tidak benar.

Dalam era teknologi yang semakin canggih dan dampak globalisasi yang cepat, terutama di kalangan anak muda, gaya berkomunikasi dan bahasa mengalami perubahan. Media sosial menjadi wadah komunikasi yang signifikan, memunculkan fenomena baru dalam gaya berbahasa, terutama di kalangan remaja yang cenderung menggunakan istilah "gaul" di platform ini.

Sayangnya, penggunaan bahasa "gaul" ini kadang-kadang tidak memperhatikan norma dan aturan bahasa Indonesia. Fenomena ini terutama terlihat di media sosial, di mana anak muda cenderung menggunakan bahasa "gaul" untuk mengekspresikan diri, terlepas dari konsekuensinya. Meskipun mereka mungkin bangga jika kata-kata mereka diadopsi oleh teman daring, hal ini dapat merugikan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara.

Buku ejaan bahasa Indonesia yang diperbarui menegaskan bahwa kesalahan berbahasa melibatkan aspek ejaan, tanda baca, dan unsur asing. Oleh karena itu, penting untuk lebih memperhatikan penggunaan bahasa, terutama di media sosial, guna memastikan kekayaan bahasa Indonesia tetap terjaga dan pemahaman antar pengguna bahasa tidak terganggu.

Unggahan: @salah satu akun penjual kaos (flash sale 80k dapat 2 kaos!. Silahkan dipilih siapa cepat dia flash sale!)

Pada unggahan tersebut, terdapat kesalahan dalam penggunaan variasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contohnya, penggunaan istilah ''flash sale'', yang sebenarnya merujuk pada penjualan kilat, namun umumnya dikenal sebagai diskon atau potongan harga. Penggunaan huruf 'k' untuk menyatakan ribuan pada angka '80k' juga menjadi salah satu kesalahan. Meskipun praktik ini akrab dalam kalangan tertentu, perlu diingat bahwa penggunaan ini tidak selalu sesuai dalam berbagai situasi dan biasanya terbatas pada ragam bahasa santai dan di media sosial.

Pilihan kata yang sering digunakan oleh penjual bertujuan untuk menarik perhatian pelanggan. Meski demikian, penggunaan tersebut sebaiknya tetap mengikuti kaidah kebahasaan agar pesan dapat dipahami dengan baik oleh berbagai kalangan. Perubahan pada penulisan nominal ribuan dengan huruf 'k' menjadi suatu praktik yang akrab, terutama dalam ragam bahasa santai dan di media sosial.

Unggahan: @salah satu penulis kutipan

Sumber: Tangkapan Layar (milik pribadi)
Sumber: Tangkapan Layar (milik pribadi)

Pada unggahan berikutnya, terdapat kesalahan dalam penggunaan variasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Penggunaan kata "sorry" seharusnya merujuk pada kata "maaf" dalam bahasa Indonesia, dan kata "this is" yang sebenarnya memiliki arti "ini" dalam bahasa Indonesia. Selain itu, terdapat penggunaan bahasa gaul seperti kata "gamon" yang sebenarnya digunakan oleh anak muda sebagai istilah untuk "gagal move on."

Media sosial hakikatnya berperan sebagai wadah untuk mengekspresikan diri. Pengguna media sosial sering kali kurang memperhatikan penggunaan bahasa dan lebih condong menggunakan bahasa yang santai, terutama di lingkungan media sosial. Meskipun demikian, penulis menyatakan bahwa hal ini masih dapat diterima karena tulisan tersebut tidak mengandung unsur SARA dan maknanya masih dapat dimengerti oleh orang awam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun