1.Ternyata disiplin positif yang selama ini saya pahami sangat berbeda dengan disiplin positif yang telah saya pelajari dari modul 1.1 Â ini. Saya sebelum mempelajari modul 1 bahwa saya memahami disiplin itu ialah perilaku anak yang mengikuti aturan dan selalu konsisten dengan aturan tersebut, namun ternyata disiplin positif merupakan keyakinan akan nilai-nilai kebajikan universal.
2.Hukuman dan penghargaan ternyata bukan cara yang baik dalam menumbuhkan motivasi anak dalam berperilaku.
3.Ternyata ada posisi kontrol guru yang paling ideal, yaitu posisi kontrol manajer. Selama ini saya menerapkan posisi pemantau, dan  penghukum yang saya kira sebagai posisi terbaik bagi seorang guru.
4.Dengan mengetahui kebutuhan dasar manusia, kita bisa memetakan motivasi yang dilakukan seorang siswa saat ia berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan/keyakinan sekolah.
5.Keyakinan kelas/sekolah ternyata sangat berbeda dengan aturan kelas. Serta cara merumuskan keyakinan kelas juga menggunakan langkah-langkah yang berbeda.
6.Sebagai guru dengan posisi pemantau, saya sering menanyakan kesalahan apa yang telah dilakukan murid (Memvalidasi tindakan salah) dalam salah satu langkah restitusi. Setelah mempelajari modul budaya positif saya baru tahu ternyata terdapat langkah lainnya dan kini saya jauh lebih memahami dan berusaha mengaplikasikan dalam bagaimana menghadapi peserta didik yang beragam.
2. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul ini, tentunya ada perubahan yang terjadi pada cara berpikir saya dalam menciptakan budaya positif, antara lain:
2. a Membuka sudut pandang saya dalam melihat permasalahan yang dilakukan seseorang, terutama murid di sekolah. Sebab segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia pasti memiliki motivasi dan tujuan. Maka dari itu, saya lebih bijak dalam melihat kebutuhan murid saat murid tersebut melakukan kesalahan.
2.b. Hukuman dan penghargaan merupakan motivasi eksternal, sekarang saya berusaha untuk mengubahnya agar siswa memiliki motivasi internal.
2.c. Saya menempatkan posisi kontrol pada tingkat manajer, sebagai posisi kontrol yang paling ideal bagi saya sebagai seorang pendidik.