Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Cinta yang Kupilih

2 Oktober 2022   14:58 Diperbarui: 2 Oktober 2022   15:04 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Eengggak ada" jawabku dengan suara terbata,

"Mencari rumah teman" elakku

Aku jadi malu, dan aku merasa wajahku memerah karena malu.

"Mari singgah ke rumahku" ajaknya sambil membuka pintu mobilku, dan aku tak bisa menolak.

Tidak berapa lama, aku dia perkenalkan kepada ibunya dan kedua adiknya, dan ternyata dua hari tidak masuk karena harus menjaga ibunya yang sakit, sedangkan kedua adiknya sedang ujian sekolah, sedangkan ayahnya sudah lama meninggal, jadi dia kini menjadi penanggung jawab untuk ibu dan kedua adiknya, aku jadi terharu, di balik kekakuan dia, banyak sisi baik dalam dirinya, dan itu yang membuat aku tertarik.

Sejak pertemuan itu, kedekatanku dengan Pak Royhan pun semakain dekat, aku tak peduli tentang omongan orang yang selalu bercerita tentang kekurangan Pak Royhan, mereka membandingkan keadaanku dengannya, mereka mengatakan kalau aku tidak sederajat dengannya, namun aku membantahnya, aku merasa dia telah membuka pandanganku, bahwa mengenal seseorang jangan dari luarnya saja, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan, kekuranganku adalah kelebihannya, dan kekurangannya adalah kelebihanku, aku merasa bahwa Pak Royhan adalah pilihan Allah untukku, walau Pak Royhan berkata "kalau dia tak pantas menjadi pendampingku", namun aku akan berjuang agar aku pantas menjadi pendampingnya, kini dengan rido dari bunda dan ibunya Pak Royhan, kami bisa melewati semua onak dan duri dalam sebuah bingkai yang bernama pernikahan, terima kasih sudah menjadi pendampingku, menjadi lelaki kedua dalam perjalanan hidupku, menjadi seseorang yang dengan sabar mendengarkan keluh kesahku, menjadi seseorang yang senantiasa mendengarkan ocehanku yang tak berujung, menjadi imam dunia akhiratku, semoga cinta kasih ini abadi sampai jannah, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun