Padang ini dikelilingi perbukitan, pohon pinus tertanam di banyak tempat. Bagi pendaki yang sepanjang Tanjakan Cinta menahan diri untuk tak melihat ke belakang, panorama ini adalah 'hadiah' yang luar biasa!
Padang rumput ini mirip sebuah mangkok dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan. Setelah beberapa menit berjalan kami sampai di hutan pinus Cemoro Kandang untuk beristirahat sejenak. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Sesampainya di sana, kami mulai membangun tenda dan bersiap untuk ishoma.Â
Setelah itu aku dan teman-teman mengambil air di Sumber Mani. Kami menempuh perjalanan sekitar 20 menit untuk sampai di sana dan kemudian membersihkan diri serta mengambil air untuk persediaan di perjalanan selanjutnya. Setelah semuanya selesai kami kembali ke perkemahan karena hari sudah mulai gelap.Â
Terdapat sebuah larangan untuk tidak mengambil air di Sumber Mani saat menjelang maghrib, karena hewan-hewan liar seperti macan dan harimau akan turun untuk meminum air sumber yang ada di sana. Pada malam hari, hujan turun sedikit deras sehingga kami harus memasak dari dalam tenda. Setelah makan malam selesai, kami segera untuk tidur. Pada pukul tiga pagi kami bangun untuk melakukan perjalanan menuju puncak Mahameru.
                            *****
"bangun-bangun ... " suara Dhani membanagunkan kami, yang masih bersembunyi di balik tenda.
"jam berapa ini ... ?" sahut Araya (sambil berusaha melihat jam tangan).
"jam 5 pagi ... " jawab Dhani dari luar tenda
Araya langsung duduk, walau masih ngantuk dan rasanya ingin meneruskan mimpi, tapi mereka harus segera meneruskan perjalanan.
Setelah merapikan tenda dan keperluan lain, barulah Araya tersadar kalau dia sudah di bohongin oleh Dhani, pantes aja Dhani senyum-senyum sendiri he he he.
"wah, kamu bohongin aku ya soal jam tadi ...?" tanya Araya sambil memakai sepatu gunungnya.