Â
Saat hujan turun, semua menjelma menjadi kenangan. bahkan rintiknya bukan lagi air tetapi rindu yang berguguran, mengenangmu mimpi yang tak bertepi.
Senja ini hujan kembali turun dengan derasnya, serasa di tumpah ruahkan oleh sang pencipta, aku hanya bisa memandang guguran air hujan lewat jendela kaca, ku sentuh kaca yang berembun, basah.....seperti hatiku yang kini basah dan gelisah.
                                                     *****
Senja ini hujan datang menyapaku, aku terdiam dan jiwaku menerawang jauh kesana, lapangan bola yang basah terkena air hujan yang lebat, jalanan tanah merah yang becek....indah nian kenangan itu. Ku lirik bingkai foto di sudut kamar, ah tawa itu sungguh mengingatkan ku sama kalian, ya kalian sahabat kecilku.
Kawan....masih ingatkah kalian akan masa itu?, masih ingatkah?, walau aku tak tahu kini kalian dimana, hemm
Masih ingatkah kala itu...........?
                              ******
Aku, Budi, Azka, Agus, dan Udin bersahabat sejak kecil, Â kamipun bertetetangga, dan kamipun bersekolah di sekolah yang sama, dan kelas yang sama., Kami selalu bermain, mengaji bersama, ah masa itu.
 Kami tinggal di sebuah desa di belakang perkebunan karet, udara yang sejuk yang membuat kami begitu mencintai desa kami, udara sejuk, tanah yang subur, dan masyarakat yang ramah......(kampung halamanku).
Jarak sekolah pagi dan sekolah sore dari rumah sekitar 1 kilometer, kami biasa berjalan kaki, kami berjalan di bawah pohon karet yang rindang, sambil bergurau atau mengobrolkan mimpi semalam atau bahkan nanti di sekolah mau jajan apa....hemm