"Baiklah ayah, kalau ini yang terbaik dan ini keputusan ayah...." lanjutku.
Dengan berjalannya waktu, kulewati kuliah dan aku mulai mengajar di sebuah lembaga pendidikan Sekolah Dasar, dan akhirnya aku bisa menjadi pegawai pemerintah (ASN).
Kini, aku hanya bisa melihat dari jauh, bagaimana nasib ke lima kakakku setelah di tinggal Ayah Bunda, mereka yang biasa bergantung pada orang tua, kini setelah tanah warisan di bagi dan habis gak karuan, baru mereka sadari, bahwa harta bukan bekal sejatinya, tetapi ilmu, bekal kita untuk menapaki perjalanan hidup di dunia ini.
Aku yang dulu selalu di kucilkan bahkan tak dianggap oleh kelima kakakku, dan aku bersyukur sekali, kini aku bisa membantu kesulitan mereka. Terimaksih Tuhan atas kebesaran-Mu lah aku bisa seperti ini, dan tak lupa aku bersyukur Tuhan memberikan untukku seorang suami yang begitu baik dan penuh cinta kasih, meski dijodohkan orang tua, mungkin itulah hal terbaik, sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini penuh kebahagiaan dan kebersamaan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H