HADIAH TERINDAH DARI TUHAN
"Bahagia bukan dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur."
Aku dilahirkan dari sebuah keluarga besar dengan 6 bersaudara, dan aku anak yang ke-6, kehidupan keluargaku termasuk lebih dari cukup, secara materi keluargaku tak pernah kekurangan, begitu pun dalam kehidupan sosial kedua orang tuaku adalah keluarga terpandang dengan jabatan yang lumayan tinggi dalam sebuah Instansi Pemerintah.
Dengan keadaan yang demikian itu, kehidupan kami terutama ke lima kakakku bisa bersekolah di lembaga Pendidikan yang terkenal, dan mahal pastinya hemmmm. Mereka hidup berkecukupan, dan membuat mereka menjadi sombong dan semena-mena (mungkin karena mereka merasa semua bisa di beli oleh uang). Mereka biasa di layani, dan di manja dengan materi, cara bergaul dan berpikirpun menjadi berbeda.
Aku.....aku adalah bagian dari mereka, tetapi kehadiranku seolah tidak ada, aku yang selau bersama pengasuh, tak pernah mereka tegur apalagi di sentuh atau diajaknya bermain, aku hanya bisa melihat keasikan mereka bermain, bergurau, tertawa terbahak-bahak sambil menonton TV bahkan mereka bisa mengajak teman-temannya main ke rumah.
Aku memang berbeda....
Aku memang berbeda....
Selalu itu yang ada dalam pikiranku.
Padahal aku bagian dari mereka, aku adik kandung mereka, apa salahku....(pikiran itu yang selalu ada dalam benakku), sampai detik ini aku tidak tahu mengapa mereka selalu iri dan benci padaku.
Dan pikiran itu jelas aku rasakan.
Pada suatu sore, aku berusaha berkumpul dengan kakakku, aku ingin bermain dengan mereka. Tapi.......