Mohon tunggu...
iin nuraeni
iin nuraeni Mohon Tunggu... Guru - seorang ibu yang menyukai anak-anak, suka menulis, dan ingin terus belajar.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja di Perpusda

22 November 2021   18:42 Diperbarui: 22 November 2021   18:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SENJA DI PERPUSDA

15 kilometer bukan jarak yang pendek, 2190 hari, 72 bulan, 312 minggu, 6 tahun perjalanan yang panjang dan menyenangkan. Pagi, siang, terkadang sore yang selalu aku lewati, lebatnya kebun karet, luasnya kebun tebu, beceknya jalan kalau lagi musim hujan, dan debu yang beterbangan kalau lagi musim kemarau,,,,

Pokoknya kampung halamanku ini seru, ngangenin, jadi walaupun sudah di rantau dua dasa warsa, ya masih ngangenin he he he. Begitu banyak kenangan indah di sana, dan akan aku abadikan dalam rangkaian aksara yang penuh makna, untaian kalimat yang berirama, menggambarkan kebahagiaan seorang gadis remaja yang sedang di mabuk cinta.

Elegi cinta,,,ya cinta remaja yang gimana gitu.

Kenangan itu masih teringat samar sih, karena sudah lama banget, 30 tahunan hhmmmm

Aku masih ingat, dulu aku kalau sekolah pasti bareng bapak (soalnya kantor bapak depan sekolah), pastilah berangkat pulang bareng he he he.

Senin yang manis, kalau sudah hari senin, aku selalu datang lebih awal dari biasanya, karena bapak akan mempersiapkan upacara bendera di kantornya, dan otomatis aku pagi juga he he he, walau masih ngantuk dan udara masih sangat dingin, apalagi aku sama bapak naik motor, dan ngebut pastinya hmmm.

Waduh,,, si dia tahu kalau aku datang pasti pagi kalau hari senin, eh dia pun sama, pagi juga.

Selalu ada sneyum di awal pagi, dan itu menjadi booster buat hari-hariku (kayak gimana gitu perasaanku waktu itu).

"Assalamualaikum teh " selalu sapa itu yang buat aku tersenyum

"Waalaikumsalam" aku jawab dengan suaraku yang gimana gitu, grogi gak karuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun