Kami memang satu sekolah sejak SMP sampai SMA, walaupun kami beda kelas dan beda jurusan, ah masa itu, masa remaja masa yang paling indah (seperti lirik sebuah lagu hmm).
Ahh sejak kapan rasa itu ada dalam jiwaku, aku yang punya perasaan saja gak tahu, aneh bukan.
Ruang kelas kami berseberangan, dan itu sudah cukup buatku untuk selalu melihatnya dari kejauhan, ah senyum itu dan tatapan mata itu, aduh hatiku klepek-klepek.
Kalau waktunya istirahat tiba, kami biasanya duduk di perpustakaan sambil, ya sekedar buka-buka buku, sambil sedikit ngobrol ringan. Aduh masa itu, sungguh manis (kayak gula).
Sepanjang waktu SMA, kami selalu bareng, tapi gak berduaan lho, kami punya geng, dan selama itu juga, kami gak pernah punya komitmen walaupun aku sangat menunggu sekali, si dia nembak aku, hehehe.
Seiring 3 tahun perjalanan di sekolah, aku merasa nyaman kalau sudah lihat dia, di depaan gerbang menungguku, dan yang aku tahu, semua teman-temanku sungkan sama bapakku, yang setiap hari mereka lihat, dan sering ke sekolahku (karena satu departemen). Jadi ya teman-temanku tahu, si diapun juga, padahal aku menunggu dia mau mengutarakan cintanya padaku (ah ngelamun tingkat dewa).
Di minggu pertengahan bulan Oktober (bulan kelahiranku), tepatnnya. Aku sedang berada di puncak kegelisahanku dan kebimbanganku menunggu kepastian dari penantian selama kurang lebih 10 bulan. Iya selama 10 bulan, aku berusaha menyembunyikan sepercik rasa dalam hati yang selalu mengusik angan dan citaku.
Hingga tak kusadari, aku menjadi bahan gosip teman-teman satu sekolah, kalau aku memiliki hubungan khusus dengan dia, (sebut saja). Ternyata aku gak sendiri, si dia adalah idola sekolah kami, Oh banyak nian sainganku.
Ketika waktu istirahat tiba, dia sealu nongol duluan di depan kelas, dengan senyumannya yang hemmmm.
"Teh istirahat yuk!" itulah ajakan yang selalu dia lontarkan di waktu istirahat.
"Ayo !", balasku (dengan hati dan perasaan yang gimana gitu ).