SENJA DI PERPUSDA
15 kilometer bukan jarak yang pendek, 2190 hari, 72 bulan, 312 minggu, 6 tahun perjalanan yang panjang dan menyenangkan. Pagi, siang, terkadang sore yang selalu aku lewati, lebatnya kebun karet, luasnya kebun tebu, beceknya jalan kalau lagi musim hujan, dan debu yang beterbangan kalau lagi musim kemarau,,,,
Pokoknya kampung halamanku ini seru, ngangenin, jadi walaupun sudah di rantau dua dasa warsa, ya masih ngangenin he he he. Begitu banyak kenangan indah di sana, dan akan aku abadikan dalam rangkaian aksara yang penuh makna, untaian kalimat yang berirama, menggambarkan kebahagiaan seorang gadis remaja yang sedang di mabuk cinta.
Elegi cinta,,,ya cinta remaja yang gimana gitu.
Kenangan itu masih teringat samar sih, karena sudah lama banget, 30 tahunan hhmmmm
Aku masih ingat, dulu aku kalau sekolah pasti bareng bapak (soalnya kantor bapak depan sekolah), pastilah berangkat pulang bareng he he he.
Senin yang manis, kalau sudah hari senin, aku selalu datang lebih awal dari biasanya, karena bapak akan mempersiapkan upacara bendera di kantornya, dan otomatis aku pagi juga he he he, walau masih ngantuk dan udara masih sangat dingin, apalagi aku sama bapak naik motor, dan ngebut pastinya hmmm.
Waduh,,, si dia tahu kalau aku datang pasti pagi kalau hari senin, eh dia pun sama, pagi juga.
Selalu ada sneyum di awal pagi, dan itu menjadi booster buat hari-hariku (kayak gimana gitu perasaanku waktu itu).
"Assalamualaikum teh " selalu sapa itu yang buat aku tersenyum
"Waalaikumsalam" aku jawab dengan suaraku yang gimana gitu, grogi gak karuan.