Mohon tunggu...
Iin Nadliroh
Iin Nadliroh Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan (Fakultas Tarbiyah) -

Mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

5 Cara Mendidik Anak Usia 5 Tahun ke Atas

7 November 2018   05:07 Diperbarui: 7 November 2018   06:35 1139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki usia 5 tahun berarti anak akan berada pada akhir masa balitanya. Di usia ini, anak masih menunjukkan karakteristik anak usai dini antara lain bersikap aktif, senang mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan mulai mengembangkan kesadaran dirinya. Meskipun pada tahap ini, tak jarang anak masih terlihat sulit diatur dan tak jarang membuat orang tuanya kewalahan mengurusinya.

Pertumbuhan dan perkembangan anak cenderung dijaga dan distimulasi sejak bayi. Semakin bertambahnya usia anak maka semakin besar juga stimulasi yang perlu diberikan, stimulasi yang diberikan berupa pendidikan terhadap anak. Tujuan dari pemberian pendidikan adalah agar anak bisa tumbuh dengan disertai perkembangan kognitif dan pola perilaku yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Pendidikan yang diberikan pada anak usia prasekolah tentu dilakukan oleh orang tua. Hal ini juga menjadi salah satu pendidikan yang dapat membangun karakter anak terhadap lingkungan sekitar dan bisa menjadi dasar saat akan masuk pada jenjang sekolah nantinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua satu dengan orang tua yang lainnya pasti berbeda-beda, dengan menyesuaikan kemampuan daya tangkap yang ditunjang oleh pertumbuhan usianya. Berikut ini terdapat 6 cara yang bisa di terapkan oleh orang tua untuk mendidik anak usia 5 tahun ke atas, diantaranya:

1.Mengajarkan keadilan

Pada usia 5 tahun, anak sudah bisa diajarkan mengenai apa itu keadilan. Rasa adil dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini pada anak, dengan cara anak dicoba untuk mengakui ketika ia berbuat salah. Hal ini dapat diajarkan dengan melakukan komunikasi secara tenang pada anak. Di usia ini, anak masih memiliki sifat malu dan ego, oleh karenya orang tua bisa mengajarkan agar tidak malu dan takut untuk mengakui kesalahannya, dan juga disertai dengan sifat yang jujur agar dapat diperbaiki dan mendapat hasil yang lebih baik.

Anak juga diajarkan berperilaku adil bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Misalnya saat anak punya makanan atau kue, ajarkan dia untuk berbagi makanan dengan adiknya. Anak diajarkan untuk dapat berbagi barang miliknya dengan orang lain disekitnya. Hal ini dapat membangun kepribadian anak untuk berlaku adil dan tegas. Jika hal ini sering diterapkan, maka anak akan terus menanam sifat baik ini bahkan ketika ia berada di luar rumah.

2.Mengajarkan untuk jujur

Pada usia 5 tahun, anak perlu diajarkan pentingnya kejujuran. Cara pertama untuk mengajarkan dan mendorong anak untuk bersikap jujur adalah belajar jujur pada diri sendiri. Karena pada rentan usia ini, biasanya anak cenderung akan berbohong karena dalam pikiran anak mereka akan merasa takut untuk berkata jujur. Biasanya anak cenderung akan berusaha menutupi kesalahannya dengan berbohong karena jika ia jujur maka ia takut akan dimarahi oleh orang tuanya. Kebanyakan cara orang tua mendidik anak dengan seperti itu kenyataannya, misalnya saja ketika anak tidak bisa dinasehati dan anak sangat nakal, orang tua akan langsung memarahinya. Hal ini memicu perasaan takut pada anak karena mereka merasa telah berbuat salah dan akhirnya dimarahi oleh orang tuanya.

Ketika anak merasa bahwa kemungkinan ia akan dimarahi jika berkata jujur, maka kecenderungan berbohong akan semakin besar. Oleh sebab itu, untuk mengembangkan kejujuran pada anak, mulailah dengan membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Jika anak melakukan kesalahan, hindarilah untuk memarahinya. Orang tua bisa memberikan nasehat kepada anak dengan pelan-pelan dan dalam keadaan yang tenang, ketika anak sudah merasa tenang dengan sendirinya ia akan berkata jujur sehingga tidak akan ada lagi kebohongan yang ditutup-tutupi.

Dalam melatih anak bersikap jujur bisa dengan cara menyampaikan keuntungan dan kerugian dari sikap jujur. Jika sudah seperti itu, maka orang tua bisa menerapkan dengan cara memberitahukan bahwa kejujuran membuat orang tua maupun orang lain bangga. Umumnya anak akan merasa senang jika dipuji dan melihat orang tuanya bangga terhadapnya. Cara dasar untuk melatih kejujuran pada anak usia 5 tahun adalah sering melakukan komunikasi dengan sang anak yang dilakukan tanpa emosi, tanamkan pada anak bahwa kebohongan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.

3.Belajar menyayangi dan menumbuhkan rasa cinta pada keluarga

Anak pada usia ini perlu diajari bagaimana cara menuangkan dan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Rasa ini perlu ditumbuhkan agar anak dapat merasakan pentingnya kasih sayang dan rasa cinta pada keluarganya. Jika sudah terbiasa tertanam pada anak, maka anak secara tidak langsung dapat mengembangkan rasa ini pada lingkungan luar rumahnya. Misalnya rasa cinta dan kasih sayang terhadap teman sebayanya atau kepada orang lain disekitar lingkungannya. Biasanya anak yang diajarkan rasa cinta dan kasih sayang cenderung akan peduli dengan lingkungannya, misal dia akan peduli kepada adiknya terlebih ketika melihat diknya sedang menangis. Cara menanamkan rasa cinta dan kasih sayang bisa dengan peragaan langsung yang diperlihatkan oleh orang tua terutama ibu kepada anaknya

4.Belajar membaca

Belajar membaca merupakan dasar dari pendidikan dimana kita sebagai orang tua mengasah kemampuan kognitif anak secara sederhana. Belajar membaca juga merupakan selingan atau variasi agar anak tidak terus-terusan bermain. Dalam mengajarkan membaca, mungkin bisa juga diterapkan pada anak usia 5 tahun kebawah atau 5 tahun keatas. Tapi sebaiknya dalam membelajari anak membaca jangan dipaksa, tunggu sampai dia siap. Bila anak sudah usia 5 tahun keatas sebaiknya distimulasi untuk belajar membaca.

Dalam mengajarkan membaca sebaiknya dimulai dari dasar, misalnya pengenalan huruf. Anak lebih sering diperlihatkan huruf alfabet, dibacakan buku cerita sebelum tidur atau bahkan dibacakan hal apapun agar anak sering mendengar berbagai macam kalimat, lambat laun dengan sendirinya anak akan mengenal bahkan menghafal huruf alfabet A-Z tanpa harus kita paksa untuk menghafalnya. Setelah dirasa anak sudah siap dan mampu untuk belajar membaca, orang tua bisa mulai mengajarinya membaca dengan menggabungkan dua huruf atau bahkan lebih yang tersusun secara sederhana. Jika kemampuan anak sudah mulai berkembang, maka pembelajaran bisa ditingkatkan menjadi satu buah kata hingga menjadi kalimat.

5.Pengembangan spiritual

Pada usia ini, anak sudah bisa diajarkan mengenai pengenalan spiritual. Hal ini sebagaimana dengan asas yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Anak-anak perlu diajrkan mengenai adanya pencipta semesta serta hubungan spiritual yang perlu kita jaga. Cara sederhana mengajarkan anak tentang pemahaman spiritual, misalnya anak diajrkan cara berdo'a. Pengenalan awal adalah dengan mengajarkan anak untuk bersyukur kepada Sang Pencipta atas segala nikmat yang telah diberikan sampai detik ini. 

Dengan cara apa mengenalkannya, misal anak diajarkan untuk berdo'a sebelum makan secara bersama-sama atau berdo'a sebelum tidur. Selain itu bisa juga dengan cara mengajak anak untuk beribadah sholat misalnya. Contoh nyata yang saya alami, keponakan saya baru usia 2,5 tahun, dia sudah bisa mempraktekkan gerakan sholat dan berdo'a. Itu karena dia sering melihat Ayah dan Mamanya ketika sedang sholat dan berdo'a. Itulah kelebihan anak-anak, tanpa kita ajarkan dia sudah bisa dengan sendirinya, caranya dengan mencontohkan karena sejatinya anak belajar dari apa yang mereka lihat.

Sebenarnya masih banyak cara-cara mendidik anak usia 5 tahun keatas yang perlu kita ajarkan dan tanamkan sejak dini agar terbawa sampai ia dewasa nanti. Mendidik anak usia 5 tahun tentunya berbeda dengan cara mendidik anak usia 2 tahun atau bahkan 3 tahun. Karena semakin bertambahnya usia anak, semakin bertambah juga pemahaman anak. Selain itu di usia 5 tahun ke atas anak lebih mudah untuk diajak berkomunikasi sehingga kita sebagai orang tua bisa tau mana yang sedang anak butuhkan mana yang tidak. Penggunaan bahasa ketika berbicara dengan anak usia 5 tahun juga harus diperhatikan, karena penggunaan bahasa yang terlalu rumit juga akan sulit dimengerti oleh anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun