Memasuki usia 5 tahun berarti anak akan berada pada akhir masa balitanya. Di usia ini, anak masih menunjukkan karakteristik anak usai dini antara lain bersikap aktif, senang mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan mulai mengembangkan kesadaran dirinya. Meskipun pada tahap ini, tak jarang anak masih terlihat sulit diatur dan tak jarang membuat orang tuanya kewalahan mengurusinya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak cenderung dijaga dan distimulasi sejak bayi. Semakin bertambahnya usia anak maka semakin besar juga stimulasi yang perlu diberikan, stimulasi yang diberikan berupa pendidikan terhadap anak. Tujuan dari pemberian pendidikan adalah agar anak bisa tumbuh dengan disertai perkembangan kognitif dan pola perilaku yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan yang diberikan pada anak usia prasekolah tentu dilakukan oleh orang tua. Hal ini juga menjadi salah satu pendidikan yang dapat membangun karakter anak terhadap lingkungan sekitar dan bisa menjadi dasar saat akan masuk pada jenjang sekolah nantinya. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua satu dengan orang tua yang lainnya pasti berbeda-beda, dengan menyesuaikan kemampuan daya tangkap yang ditunjang oleh pertumbuhan usianya. Berikut ini terdapat 6 cara yang bisa di terapkan oleh orang tua untuk mendidik anak usia 5 tahun ke atas, diantaranya:
1.Mengajarkan keadilan
Pada usia 5 tahun, anak sudah bisa diajarkan mengenai apa itu keadilan. Rasa adil dapat ditumbuhkan dan dikembangkan sejak dini pada anak, dengan cara anak dicoba untuk mengakui ketika ia berbuat salah. Hal ini dapat diajarkan dengan melakukan komunikasi secara tenang pada anak. Di usia ini, anak masih memiliki sifat malu dan ego, oleh karenya orang tua bisa mengajarkan agar tidak malu dan takut untuk mengakui kesalahannya, dan juga disertai dengan sifat yang jujur agar dapat diperbaiki dan mendapat hasil yang lebih baik.
Anak juga diajarkan berperilaku adil bisa dimulai dari lingkungan keluarga. Misalnya saat anak punya makanan atau kue, ajarkan dia untuk berbagi makanan dengan adiknya. Anak diajarkan untuk dapat berbagi barang miliknya dengan orang lain disekitnya. Hal ini dapat membangun kepribadian anak untuk berlaku adil dan tegas. Jika hal ini sering diterapkan, maka anak akan terus menanam sifat baik ini bahkan ketika ia berada di luar rumah.
2.Mengajarkan untuk jujur
Pada usia 5 tahun, anak perlu diajarkan pentingnya kejujuran. Cara pertama untuk mengajarkan dan mendorong anak untuk bersikap jujur adalah belajar jujur pada diri sendiri. Karena pada rentan usia ini, biasanya anak cenderung akan berbohong karena dalam pikiran anak mereka akan merasa takut untuk berkata jujur. Biasanya anak cenderung akan berusaha menutupi kesalahannya dengan berbohong karena jika ia jujur maka ia takut akan dimarahi oleh orang tuanya. Kebanyakan cara orang tua mendidik anak dengan seperti itu kenyataannya, misalnya saja ketika anak tidak bisa dinasehati dan anak sangat nakal, orang tua akan langsung memarahinya. Hal ini memicu perasaan takut pada anak karena mereka merasa telah berbuat salah dan akhirnya dimarahi oleh orang tuanya.
Ketika anak merasa bahwa kemungkinan ia akan dimarahi jika berkata jujur, maka kecenderungan berbohong akan semakin besar. Oleh sebab itu, untuk mengembangkan kejujuran pada anak, mulailah dengan membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Jika anak melakukan kesalahan, hindarilah untuk memarahinya. Orang tua bisa memberikan nasehat kepada anak dengan pelan-pelan dan dalam keadaan yang tenang, ketika anak sudah merasa tenang dengan sendirinya ia akan berkata jujur sehingga tidak akan ada lagi kebohongan yang ditutup-tutupi.
Dalam melatih anak bersikap jujur bisa dengan cara menyampaikan keuntungan dan kerugian dari sikap jujur. Jika sudah seperti itu, maka orang tua bisa menerapkan dengan cara memberitahukan bahwa kejujuran membuat orang tua maupun orang lain bangga. Umumnya anak akan merasa senang jika dipuji dan melihat orang tuanya bangga terhadapnya. Cara dasar untuk melatih kejujuran pada anak usia 5 tahun adalah sering melakukan komunikasi dengan sang anak yang dilakukan tanpa emosi, tanamkan pada anak bahwa kebohongan dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.
3.Belajar menyayangi dan menumbuhkan rasa cinta pada keluarga