Angka 12 tahun tentu saja bukan waktu yang singkat. Taruhlah kalau saya modal angon wedhus sepasang yang subur dan ginuk-ginuk, kemudian dipelihara baik-baik dengan pakan yang bernutrisi dan tata manajemen kesehatan hewan yang mumpuni, pasti saya sudah bisa lumayan jadi agak juragan dalam kurun waktu sekian.
Duh kenapa saya pakai analogi angon wedhus ya, hahahaha.
Sebelum mulai rasan-rasan seperti biasa, izinkanlah dengan tulus saya ucapkan selamat ulang tahun untuk Kompasiana yang ke dua belas. Sebuah angka usia yang sedang gemas-gemasnya.Â
Semoga Kompasiana akan terus bertambah valuenya dalam hal apa saja, pokoknya yang baik-baik. Semoga kompasiana semakin cerlang cemerlang di kemudian hari, bersinar tiada henti bak matahari menyinari bumi. Yeach rhyme is a must my dear.
***
Kemarin malam saya membaca sebuah tautan artikel kompasiana sewaktu menjelajah laman twitter. Ada sebuah kalimat menggelitik dan membangkitan sentiment nostalgia bagi saya.
Baiklah akan saya nukilkan di sini "...sejarah singkat awal berdirinya Kompasiana yang hanya diisi oleh sekitar 100 artikel setiap hari dengan catatan, yang menulis adalah orang yang itu ke itu juga".
Kalimat itu cukup membuat saya tergelak. Bagaimana tidak? Sepertinya saya ikut menjadi saksi perjalanan waktu tersebut. Apakah saya bagian dari orang yang itu ke itu juga? Hmm tentu saja tidak donk deh.
Saat itu saya hanyalah manusia udik yang baru menjejak ibukota dan tengah bingung mencari kegiatan di tengah waktu senggang. Alhasil, dari hasil selancar bermodalkan telpon genggam dengan koneksi internet yang kecepatannya kalah jika diadu lomba dengan kura-kura yang lari sambil nggayemi, saya menemukan kompasiana.
Awal-awal perkenalan saya hanya menjadi tukang intip belaka, pokoknya saya membaca sangat banyak artikel di kompasiana kala itu. Banyak nama-nama besar yang rutin berkontribusi di awal perjalanan. Dengan alasan itu pula, saya tak punya cukup nyali untuk sekedar mendaftar apalagi menulis.