Setelah hibernasi puluhan purnama, akhirnya saya kembali memberanikan diri menulis review abal-abal seperti dulu lagi. Dan film yang akan saya ulas kali ini adalah waralaba Marvel yang tentu saja menghebohkan banyak fansnya Avengers: Infinity Wars.
Penantian tiga tahun tentu bukanlah waktu yang singkat. Perpisahan getir Iron Man, Captain America dan Thor untuk menempuh jalan masing-masing di penghujung Avengers: The Age of Ultron setelah sukses mengatasi kesahpahaman yang hampir berakibat petaka terhadap kelangsungan dunia pun harus kembali berlanjut.
Jika The Avengers (2012) dan Avengers: Age of Ultron (2015) bersinar di bawah arahan Joss Whedon, maka sekuel teranyar Avengers: Infinity Wars dipercayakan pada duo kakak beradik Anthony Russo dan Joe Russo yang telah membuktikan keberhasilan dalam  membesut film marvel sebelumya seperti Captain America: The Winter Soldier dan Civil War.
***
Thanos berambisi mengumpulkan keenam infinity stone agar kekuatannya tak tertandingi dan membuatnya berkuasa secara paripurna di seluruh semesta. Cita-citanya yang mengerikan adalah memusnahkan secara acak terhadap separuh populasi mahluk hidup agar tercipta keseimbangan sehingga semua bisa hidup selaras tanpa kekurangan seperti saat ini .
Bagaimana, mulia sekali bukan?
***
Berawal dari curcolan Hulk, mereka pun akhirnya menemui Iron Man (Robert Downey Jr) dan menceritakan bahwa mereka harus kembali bertarung untuk menyelamatkan kondisi dunia yang kritis. Duh padahal Tony Stark saat itu lagi asyik-asyiknya mbribik Pepper Potts (Gwyneth Paltrow) lho.
Ah, Kadang bahkan superhero tingkah lakunya juga mirip manusia kebanyakan yang suka iri lihat kemesraan temannya.
Oh ya, untuk lebih memeriahkan agenda pertarungan, tentu saja dedek gemes Peter parker (Tom Holland) yang ngefans berat sama oom Tony Stark selalu siap sedia membantu di segala suasana dan kehadiran kakek Stan Lee yang selalu saja membuat kita semua tersenyum bahagia.
***
Thor yang setengah hidup pun menjalani takdir barunya ketika bertemu member Guardians of the Galaxy, Peter Quill (Chris Pratt), Gamora (Zoe Saldana), Drax (Dave Bautista), Mantis (Pom Klementieff) dan duet kocak Rocket Raccoon -- Groot yang sulih suaranya tetap dipercayaka pada Bradley Cooper -- Vin Diesel.
Jika duniamu masih kurang bertabur jagoan, tenang saja. Masih ada takdir pertemuan dengan BlackPanther (Chadwick Boseman) beserta rakyat Wakanda dengan negeri indahnya, tentu saja Bucky Barnes (Sebastian Stan) ikut berperan, sekalian menjajal lengan anyarnya. Jangan lupakan pula couple super cool kita wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) - Vision (Paul Bettany).
***
Kostum yang makin kece dengan pemutakhiran di sana sini juga membuat visual kita makin segar. Departemen acting tentu saja tak perlu diragukan lagi. Meski ini bukan film drama, tetap saja emosi-emosi yang terbangun di antara mereka terasa nyata, secara sebagian besar mereka juga sudah Bersama sejak enam tahun silam. Bertaburnya bintang di film kali ini pun tak membuat jadi overacting-underacting, meski porsi beberapa superhero tetap lebih besar dibanding lainnya. Scoring music pun pas dan tak lebay, jangan lagi bertanya bagaimana efek CGI nya, kelar wis to .
Pokoknya sebagai fans Marvel garis keras banged, secara subyektif saya bilang sangat nggak rugi untuk nonton Infinity War.
***
Jadi apa yang bisa kita pelajari dari para pendekar ya..hmmm
Begini, bahwasanya kita atau lebih tepatnya saya, mahluk hidup yang katanya berjenis manusia ini memang memiliki keinginan untuk berkuasa atas mahluk lainnya.
Nggak usah jauh-jauh melihat beib Thanos. Mari tengok sekeliling dimana makin banyak manusia-manusia yang berambisi untuk menjadi penguasa entah dalam skala mini ataupun raksasa. Poster, spanduk dan sampah visual lain selalu saja bertebaran dan menjadi polusi di seluruh pelosok negeri ketika waktunya jelang pilkada. Dan nuwun sewu, hampir semuanya hanya berupa gambaran narsis dengan senyum palsu ala-ala sekolah kepribadian serta visi misi ndakik-ndakik yang saya percaya betul tak akan pernah bisa mereka wujudkan saat apesnya mereka berhasil berkuasa.
Oke, mari kembali ke para superhero sebelum rasan-rasan nyinyir saya melenceng tak tentu arah.
Kalau saja kita mau bercermin pada para superhero junjungan kita yang mau melebur ego masing-masing dan bekerja bahu membahu serta rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar dan tercapainya satu tujuan baik, pasti tempat tinggal kita sekarang ini akan menjadi tempat yang diimpikan banyak orang yang ingin hidup lebih baik.
Semua superhero yang andil dalam perjuangan ini juga berasal dari jenis dan tempat yang berbeda. Tapi mereka tak pernah memperkarakan perbedaan itu.
***
Saran saya sih, untuk para manusia yang masih hobi eker-ekeran wagu karena beda ini dan anu bolehlah nonton bareng sama musuhnya, biar selepas nonton bisa nangis bareng gitu. Ups jadi spoiler kan sayanya.
Yasudah lah, mari benar-benar kita cukupkan sampai sekian. Tak lupa kembali saya ingatkan tuk para ortu yang super cerdas. Film ini dapat ganjaran PG-13, jadi ya please deh ah, kalau memang putra putrinya belum cukup umur, lebih baik dipikirkan lagi bagaimana caranya biar nggak usah ikutan nonton.
Alhamdulillah sih kemarin malam pas saya nonton tidak ada bocah yang belum cukup umur. Ehmm...tapi ada bayi sih.Â
Jadi gimana menurutmu, apakah ortu nya sang jabang bayi masuk golongan cerdas?
Ah wis embuh, saya mau puk-puk Tony Stark dulu biar doi tetap setrong dan tegar menghadapi kenyataan getir ini. Don't worry my dear, everything is gonna be okay...
***
Sumber gambar: www.imdb.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H