Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suicide Squad, Saat Penjahat Berperang Melawan Kejahatan [Bukan Review]

8 Agustus 2016   07:49 Diperbarui: 8 Agustus 2016   08:00 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Ahh.. tiba-tiba pikiran jahil bergelayut dalam pikiran. Bagaimana jika Suicide Squad direalisasikan dalam kehidupan nyata. Kita kumpulkan para penjahat kelas kakap dan berkemampuan tinggi , kemudian kita doktrin, ancam dan pegang kelemahan masing-masing agar tidak berani macam-macam. Kemudian setelah terbentuk, lepaskan mereka untuk menangkap para penjahat yang masih berkeliaran. Koruptor, pelaku kejahatan seksual, provokator kerusuhan, pembunuh berantai, begal motor sampai teroris.

Kalau mereka gagal melakukan misinya tinggal ledakkan mereka, atau kalau apesnya mereka tertangkap maka pemerintah tinggal menyangkal dan kambing hitamkan mereka, wong mereka sejatinya juga penjahat. Masyarakat mana yang mau percaya kalau penjahat bisa memberantas kejahatan. Bukankah kejahatan itu selalu berlawanan dengan kebaikan, dan sekalinya jadi penjahat, maka mereka akan selalu jahat, selalu dan selamanya. Koq saya malah keinget sama cerita dimana preman-preman bertato yang seringkali tergeletak tanpa nyawa ditembak secara misterius di zaman simbah. Apa benar mereka baru saja melakukan tindak kejahatan makanya didor, atau mereka semacam tumbal agar citra ketegasan dan perang terhadap kejahatan benar-benar dirasakan masyarakat.

***

Dunia tak melulu soal hitam dan putih, ada abu-abu diantara persinggungan keduanya. Manusia akan selalu mengalami perubahan dalam hidup dan kehidupannya. Jangan senang dulu kalau sekarang njenengan adalah orang baik, siapa tahu di akhir kehidupan nanti tiba-tiba njenengan menjelma menjadi mahluk kejam, dzalim dan egois. Begitupun jangan terlalu larut bersedih jika saat ini njenengan belum jadi manusia baik. Masih ada waktu untuk berubah jika memang mau, karena tak ada yang tak mungkin di dunia. Ahh..kenapa malah jadi ngelantur ya.

Akhirnya, selamat menonton bagi yang tertarik. Tak ada lagi yang bisa diperdebatkan sepanjang sudah menyangkut selera. Menurut saya sih  film ini layak tonton hehe, namun perlu diingat karena LSF sudah mengganjar rating D17+ ya hendaknya bisa dipatuhi kalau mau acara nontonnya jadi menyenangkan. Sudah dulu ah, kali ini tak banyak spoiler dan guyon ndak mutu yang bisa saya tulis. Maklum saya lagi dalam fase krisis humor level internesyenel hiks

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun