Di tengah stalkingan lha koq mendadak dek Della ngetwit lagi yang kira-kira intinya adalah doi protes terhadap semua tuduhan bahwa dia salah mengartikan, dek della tetap yakin dan teguh pendirian bahwa makna Tut Wuri Handayani adalah walaupun beda tetap satu , dek della juga mengklaim bahwa semua orang berhak untuk berbeda cara pandang terhadap sesuatu dan dek della ngajak mandi biar pikiran makin kinclong berdaedah …yeahhh. Sujud syukur untuk semuanya ya dek
Â
***
Â
Nah begitulah kira-kira kronologis kejadian dek Della dan Tut Wuri Handayani, sebenarnya nih kalau mau jujur mungkin saja banyak juga yang tidak tahu makna slogan milik Ki Hajar Dewantara yang menjadi semboyan dunia pendidikan di era generasi dedek dedek gemez chubby yang imutnya setengah mati. Barusan kakak ini ngintip ternyata dek Della itu produk reformasi, lahir di tahun dimana simbah lengser dari dampar keprabonnya, jadi kalau dihitung umurnya yo masih belum genap sweet seventeen.
Â
Menilik situasi itu mendadak kakak koq berasa jadi budhe-budhe ya, pikiran menerawang dan berandai-andai kalau kakak seusia dek Della dan tiba-tiba disuruh maju bu guru terus ditanyai apa arti Tut Wuri Handayani dan jawaban kakak mletho kaya gitu, woo ndak bisa mbayangin mungkin kakak bakal disetrap dan diberi PR menulis kata Tut Wuri Handayani beserta artinya sebanyak 1000 kali pake tulisan tangan ndak boleh copas atau kalau mujur malah disuruh ikutan penataran P4 lagi secara khusus selama seminggu karena kakak dinilai sebagai murid yang ndak becus menghafal , menghayati dan mengamalkan pancasila.
Â
Sebentar, tarik napas dulu jangan kemrungsung dek, kakak tidak hendak menyebut kalau dek della ini ndak pinter lho ya, kakak hanya melakukan sedikit komparasi dengan remaja seusia dedek di jaman yang berbeda.
Â
Jadi begini dek, kakak ini dulu bersekolah di sekolah negeri , SD nya SD inpres, pasti dek della ndak mungkin to sekolah di SD inpres, tapi karena sekolah disana maka kakak punya topi warna merah yang logonya keren itu, dibawah logo itu tersematkan tulisan keramat Tut Wuri Handayani, walaupun jaman dulu belum ada Nyi Google tapi berdasarkan buku paket , ajaran pak-bu guru dan kepeken RPUL, kakak dan teman-teman akhirnya tahu apa makna gambar dan arti kalimat di topi tersebut.