Mohon tunggu...
Indri Permatasari
Indri Permatasari Mohon Tunggu... Buruh - Landak yang hobi ngglundhung

Lebih sering dipanggil landak. Tukang ngglundhung yang lebih milih jadi orang beruntung. Suka nyindir tapi kurang nyinyir.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepenggal Cerita di Atas Kereta...

17 April 2012   12:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:30 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kubuka mata perlahan, tak lupa kucek kucek sedikit siapa tahu ada bloboknya..rogoh-rogoh HP lihat jam sekilas..ah sudah hampir masuk waktu subuh. sebentar lagi pun saya sampai stasiun tujuan.

Teng ting tong ting teng......nah ini dia suara yang kutunggu, instrumen Gambang Semarang sudah mengalun dari luar pertanda saya harus turun dari kereta kalau tidak mau terbawa sampai Surabaya [dan sebelnya kalau cuma naik bisnis, nggak disambut dengan musik indah ini]. Setelah menggelandang sejenak dan menunaikan sholat, saya pun bergegas meneruskan perjalanan pulang, maklum omah ndesa memang harus berjuang ekstra untuk pulang kampung, dan beruntungnya saya tidak ada yang menjemput hari ini.....yessssss mlaku terus nganti gempor.

Di depan stasiun, saya masih duduk lagi, ditawari becak, ojek sampai taksi cuma saya balas senyum agak manis [maklum lha wong memang saya tidak manis huakakaka], oke setelah mengingat dan menimbang maka saya memutuskan naik kereta ekonomi saja daripada bus abal yang jalannya glodagan itu ahh, siapa tahu ketemu bakul pecel mak nyus di atas kereta nanti hiiihiihii [padahal sudah nyangking donat yang katanya nomer siji di amerika]

Dan karena pindah kasta kereta, stasiunnya pun harus pindah lagi. Kasihan dengan kaki saya yang sudah agak lemas, saya pun memilih naik becak, kata simbah becaknya sih bayarnya mangga kersa mawon...hiyaaa jadi bingung mantes ke , tapi lumayan...ngisis naik becak melihat orang-orang mulai beraktivitas di pagi hari adalah kegiatan yang sangat meyenangkan dan romantis..... [romantis jarene sopoooo meneh]

Setelah proses akad nikah...eh akad beli tiket selesai, ternyata keretanya sudah siap grak di jalurnya, langsung saja saya bergegas [maklum kalau KA feeder gini harus dhisik-dhisik an biar dapat tempat duduk]. Dengan semangat saya menuju gerbong yang paling dekat, dan di depan saya terlihat seorang simbah putri tampak keberatan menjinjing kardus bawaan dan tas kresek hitam yang lumayan besar. Sebagai mantan kuli angkut saya pun sigap menawarkan jasa dan mengantar beliau naik ke gerbong sekalian mencarikan tempat duduk yang nyaman.

"Matur nuwun ndhuk, wis diewangi"

"sami-sami mbah" jawabku sambil tersenyum

"saka jakarta yo?iki arep mudik"

"enggih mbah, sudah nggih, pun niki kursine penak, simbah kan katanya turun bojonegoro , jadi saya pilihin tempat duduk tengah biar gak kesenggol orang yang mau naik turun, saya mau nyari tempat duduk yang dekat pintu keluar soalnya tidak begitu jauh"

"iyo iyo maturnuwun ya ndhuk, ki lho ono arem-arem anget dinggo sangu ben gak luwe di jalan"

"wewwww....arem-arem anget asyik nih, dijamin kenyang huakaka" batinku dalam hati dan langsung teringat simbah putri almarhum yang juga suka membuat makanan tradisional ini seraya menerima dua bungkus.

"oh ya, ati-ati yo ndhuk nek kerja ning jakarta ki, apalagi kerja pabrik ki kudu sing tekun ben berhasil, ben iso sukses" nasihat simbah itu sebelum aku berpaling

"aamiin mbah"dan sayapun tersenyum karena didoakan...suksessss ndaaaaaa :D

_________________________________________

sedaaaaappp nih, akhirnya nemu tempat duduk bertiga yang kosong dan di dekat pintu keluar, langsung kubanting ransel dan bersiap menjadi sleeping beauty maklum...isih ngantuk, dan tak berapa lama kemudian terlihat bayangan dua orang perempuan dan seorang anak kecil  duduk di depan saya. Karena prinsip naik KA ekonomi itutak boleh egois, maka saya beringsut dari posisi leyeh leyeh menjadi duduk sempurna, sembari menawarkan tempat duduk di sebelahku. Namun mbak nya menyilahkan saya kembali karena anaknya mau dipangku saja [lumangyaannnnn....legaaaa deh hihihihihi]

Di tengah perjalanan yang sepoi sepoi dengan view pemandangan luar Pak Tani dan Bu Tani menanam padi di sawah, akhirnya simbok bakul pecel idolaku datang juga horeeee....ternyata si mbak-mbak di depanku juga membelinya. sepincuk nasi pecel hangat, bakwan satu plus kripik peyek dua biji hanya seharga duaribu rupiah...yuhuuu mantaapp. ketika kuularkan uang untuk membayar, mbak di depanku berkata

"gak papa mbak, pakai ini saja....kan kita ketemu juga gak tiap hari"

melihat ketulusan di wajahnya, tak enak juga kalau harus menolak, dan tak lupa kuucapkan terimakasih. Selesai menikmati sarapan kepagian, kami pun berkenalan tak lupa bercanda dengan anaknya yang sangat menggemaskan.

"mbak baru pulang dari jakarta ya" kata mbak yang lebih muda

"iya mbak" jawabku

"saya juga kerja di sana koq mbak, baru setahun, mbak kerasan disana?" kembali dia berkata

"oh ya...sama ya kalo gitu, ya harus dibuat kerasan mbak kalau kerja, walaupun jauh dari orang tua" jawabku sambil tersenyum

"iya juga mbak, majikanku baik disana, mudik gak pas lebaran kaya gini juga diijinkan, kalo majikan mbak juga baik kan?" tanyanya kembali

"hehe baik juga koq mbak" jawabku sembari tersenyum sambil melirik kaos oblong, jins kumal dan sandal jepit kesayanganku.

_____________________________________

Dan Keretaku terus melaju membawa angan, mengantarkan semua penumpangnya pulang ke tempat yang dirindukan masing-masing, kereta menyimpan segala rasa, cerita suka, duka dan nostalgia.....

[bagi yang belum pernah naik kereta ekonomi, sekali kali perlu dicoba, karena di atas kereta ekonomi anda akan mendapatkan sepenggal cerita tentang kehidupan yang nyata.....]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun