Kesepakatan perlu disesuaikan dengan usia anak. Kesepakatan dengan anak SD atau remaja tentu berbeda dengan anak usia dini.Â
Untuk anak usia dini pengenalan konsep secara konkret diperlukan. Melalui gambar, cerita dan tindakan.
Membedah dan menjelaskan rutinitas keseharian setiap anggota keluarga termasuk anak. Â Buat jadwal bersama dan ditempel pada area yang mudah diakses. Sehingga kalau lupa bisa langsung lihat dan dibaca.
2. Menginformasikan tujuan kesepakatan
Anak perlu memahami kesepakatan yang dibuat. Kapan ia dapat melakukan kegiatan yang disukainya. Ajak anak merencanakan kegiatan bebas dan waktu luang. Semata-mata bukan untuk mengekang kebebasannya. Beritahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, daripada harus marah-marah.
3. Terapkan konsekuensi
Tahap berikutnya adalah mendiskusikan konsekuensi saat kesepakatan dirancang. Biarkan anak mengutarakan tindakan atau sanksi yang dikenakan bila anggota keluarga lalai melakukannya. Pastikan konsekuensi ini berlaku bagi individu anak.
Lantaran orang tua suka tidak tega mendengar anak menangis, merengek dan menjerit-jerit. Akhirnya anak lolos dari konsekuensinya. Sayang Anak boleh, tetapi tidak memanjakan dan melakukan pembiaran.
Sebaliknya saat anggota keluarga berhasil melaksanakannya selama kurun waktu tertentu. Alah bisa karena biasa. Peribahasa cocok untuk mengaplikasikan konsekuensi. Kebiasaan otomatis muncul karena pembiasaan.Â
Mintalah anak mengusulkan dan memberikan ide penghargaan (reward) bila berhasil mencapainya.
5. Konsisten