Mohon tunggu...
IING FELICIA
IING FELICIA Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Educator, Author, Trainer, Certified Teacher

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelestari Tiga Kata Ajaib yang Nyaris Punah

16 April 2022   14:14 Diperbarui: 16 April 2022   14:16 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
almos-bechtold-AJ_Mou1FUS8-unsplash

"Terima kasih," ucap Mia, bocah cantik berusia empat tahun tersenyum manis. Ia menerima bola dengan kedua tangan mungilnya. Sepasang mata bulat bening menatap sang guru yang menemaninya bermain.

Salah satu ilustrasi yang kerap dijumpai di taman kanak-kanak setiap pagi. Gerombolan anak datang dengan wajah ceria. Senyum menghias bibir. Mereka bermain, berceloteh, bersenda gurau dan berlari bersama. 

Bila jatuh dan terluka, menangislah mereka tanpa aba-aba.  Saat takada teman yang mau diajak bermain. Guru menjadi tempat pengaduan. Pertengkaran dan perselisihan kerap menjadi bagian dalam perebutan mainan. Kata "Maaf" sebagai jembatan persahabatan diucapkan dengan tulus. Mengakui kesalahan dan berempati.

"Kring...kring..! (bunyi bel sepeda) permisi! Aku mau lewat."

Kalimat yang terlontar oleh anak tatkala ada yang menghalangi laju sepeda di halaman bermain.

Kagum, ya!

Secara otomatis ketiga kata sederhana itu diucapkan tanpa beban. Pembiasaan konkret dipraktikkan dalam setiap tindakan siswa-siswi polos mencontoh guru yang menjadi panutannya.

Ungkapan peribahasa "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari" bermakna perilaku guru menjadi contoh dan ditiru oleh anak didiknya menjadi pembuktian. Sebagai orang dewasa, selayaknya kita menjaga sikap dan tutur dalam bertindak.

Apakah implementasi selaras di masyarakat?  

Sebagaimana biasanya setiap pagi, saya berusaha menyempatkan diri menyapa para guru. Menanyakan kabar atau sekadar melakukan obrolan santai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun