Perkembangan teknologi terus melaju sejalan dengan kemajuan zaman. Teknologi muncul dengan variasi jenis dan fitur yang terus berkembang. Keberadaan teknologi menjadi kebutuhan utama karena memenuhi beragam keperluan manusia.
Gadget menjadi salah satu produk teknologi informasi yang paling berkembang dalam memenuhi kebutuhan saat ini. Pada era globalisasi, interaksi sosial dan komunikasi menjadi lebih mudah dengan menggunakan gadget, seperti komputer, laptop, tablet PC, dan smartphone. Gadget telah tersebar luas di berbagai kalangan masyarakat, termasuk anak-anak usia dini, remaja, dewasa, dan lanjut usia.
Meskipun penggunaan gadget pada anak usia dini memiliki manfaat untuk perkembangan pengetahuan dan persiapan menghadapi dunia digital, namun juga membawa dampak berbahaya terhadap pembentukan karakter mereka. Beberapa manfaat gadget termasuk peningkatan pengetahuan melalui aplikasi edukatif, latihan kemampuan mengenali warna, dan pengembangan kemampuan berbahasa asing anak. Tetapi, perlu diingat bahwa penggunaan gadget oleh anak-anak memerlukan pengawasan dan batasan tertentu untuk menghindari dampak negatif pada perkembangan mereka.
Pengaruh gadget terhadap psikologi belajar anak dapat signifikan. Pada sisi positif, penggunaan teknologi dapat meningkatkan keterlibatan dan memotivasi belajar. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan gangguan tidur, berpotensi memengaruhi aspek psikologis anak secara negatif. Penting untuk mengelola waktu dan jenis konten yang diakses oleh anak untuk mendukung perkembangan psikologisnya.
Gadget dapat memberikan stimulus visual dan interaktif yang meningkatkan motivasi belajar anak. Aplikasi edukatif dan pembelajaran digital dapat membuat materi lebih menarik dan relevan bagi mereka. Fitur interaktif, permainan pendidikan, dan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan preferensi anak dapat meningkatkan minat mereka terhadap pembelajaran. Namun, penting untuk mengawasi waktu penggunaan gadget agar motivasi tersebut tetap seimbang dan tidak berdampak negatif pada keseimbangan hidup anak.
Penggunaan gadget yang berlebihan dalam belajar dapat memiliki dampak negatif. Gangguan konsentrasi, kelelahan mata, dan kurangnya aktivitas fisik karena terlalu lama menggunakan gadget dapat memengaruhi kinerja akademis. Selain itu, terpapar konten yang tidak sesuai usia atau kurang pengawasan orang tua dapat memicu masalah psikologis dan sosial pada anak. Penting untuk mengelola waktu layar dan memastikan penggunaan gadget mendukung, bukan mengganggu, proses belajar dan perkembangan anak.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku kecanduan gadget adalah screen dependency disorder (gangguan ketergantungan pada layar gadget), disingkat SDD. Menurut penelitian terbaru, 30% anak di bawah usia enam bulan sudah mengalami paparan gadget secara rutin dengan durasi rata-rata 60 menit per hari.
Ketika anak mengalami ketergantungan pada gadget, mereka dapat mengalami rasa gelisah jika dipisahkan dari perangkat tersebut dan menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bermain gadget. Dampaknya mencakup kurangnya kedekatan dengan orang tua, kecenderungan menjadi introvert, dan potensi pengaruh negatif pada perkembangan otak anak. Bagian otak yang terpengaruh adalah Pe Frontal Cortex (PFC), yang mengatur emosi, kontrol diri, tanggung jawab, dan nilai moral. Anak yang kecanduan teknologi mungkin mengalami ketidakseimbangan hormon dopamine, mengganggu fungsi PFC dan berpotensi mengakibatkan dampak negatif pada perkembangan psikologis mereka.
Pada usia dua tahun, sembilan dari sepuluh anak memiliki paparan gadget yang tinggi dan berisiko mengalami SDD. Paparan gadget sejak dini dapat meningkatkan potensi kerusakan pada otak anak. Beberapa tanda-tanda kecanduan gadget pada anak mencakup agresif atau pemarah ketika dipisahkan dari gadget, tantrum saat gadget diambil, ketidakmampuan untuk berhenti bermain meski diminta, kurang minat beraktivitas di luar rumah, kebohongan terkait waktu bermain gadget, dan penggunaan gadget sebagai alat pengalih perhatian.
Selain tanda-tanda SDD, penggunaan gadget juga dapat merusak otak anak dan menghambat perkembangannya. Dampaknya meliputi kerusakan otak akibat paparan layar gadget, kurang tidur, speech delay, masalah tumbuh kembang fisik, gangguan kesehatan seperti sakit kepala dan insomnia, serta masalah psikologis seperti kecemasan dan isolasi diri. Studi menunjukkan bahwa SDD dapat menyusutkan otak anak, memengaruhi kemampuan pengaturan rencana dan organisasi. Orang tua perlu mengambil langkah-langkah untuk melindungi anak dari dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan.
Kondisi psikologi belajar anak di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan keluarga, sistem pendidikan, dan perkembangan teknologi. Beberapa anak mungkin mengalami tekanan akademis yang tinggi, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan psikologis akibat perubahan sosial dan lingkungan.
Pengaruh gadget dan media sosial juga dapat berdampak pada keseimbangan psikologi belajar anak, baik positif maupun negatif. Pendidikan jarak jauh selama pandemi juga memainkan peran dalam mengubah dinamika pembelajaran anak-anak.
Pentingnya dukungan emosional, pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik psikologis anak, dan kolaborasi antara orang tua dan sekolah dapat membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif bagi anak-anak di Indonesia.
Perlu adanya upaya khususnya bagi orang tua untuk menjaga anak dari bahaya dan kecanduan bermain gadget, Berikut beberapa saran untuk menghadapi kecanduan gadget pada anak:
1. Atur batas waktu penggunaan: Untuk mengurangi ketergantungan anak pada gadget, terapkan batasan waktu sesuai dengan pedoman yang disarankan oleh lembaga kesehatan, dan berikan penjelasan yang jelas kepada anak.
2. Tetapkan jadwal penggunaan: Tentukan jadwal yang sesuai untuk anak bermain gadget, berikan pilihan, dan siapkan kegiatan alternatif untuk mencegah kebosanan.
3. Ajak anak beraktivitas lain: Gantilah kegiatan bermain gadget dengan aktivitas di luar rumah atau kegiatan lainnya, seperti bermain di taman atau bermain game bersama.
4. Habiskan waktu lebih banyak bersama anak: Dedikasikan lebih banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak, ikut serta dalam kegiatan mereka, dan hindari meninggalkan mereka sendiri terlalu sering.
5. Jadilah contoh: Berperilaku sehat dan menjadi contoh yang baik dengan mengurangi penggunaan gadget di depan anak.
6. Tetapkan area bebas gadget: Tetapkan aturan untuk tidak menggunakan gadget di beberapa tempat tertentu, seperti meja makan atau kamar tidur, untuk membantu mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget.
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini, diharapkan dapat membantu mengatasi kecanduan gadget pada anak. Jika masalah tersebut berlanjut, konsultasikan dengan seorang psikolog anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H