Mohon tunggu...
Iin AinurRofiah
Iin AinurRofiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa IAIN Jember Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aliran-aliran Filsafat Pendidikan, Pemikiran Kunci Tokoh Filsafat Pendidikan, Tokoh Pelopor Filsafat Pendidikan

30 Maret 2020   10:29 Diperbarui: 10 April 2020   18:07 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

A. Macam-macam aliran dalam filsafat pendidika. 

1. Aliran Progresivisme

          Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini, belum tentu benar pada masa yang mendatang. 

        Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran Progresivisme adalah pendidikan harus memberikan ketampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda dalam proses perubahan secara terus menerus. 

      Sifat-sifat  dalam aliran Progresivisme ada 2

a) Negatif 

b) Positif

2. Aliran Esensialisme 

      Aliran Esensialisme merupakan aliran pendidikan yg didasarkan oleh nilai kebudayaan, yg telah ada sejak awal peradaban umat manusia. 

        Tujuan umum dari aliran ini adalah membentuk kepribadian bahagia di dunia dan hakikat isi pendidikannya mencakup ilmu, pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia itu sendiri. 

3. Aliran perenialisme 

     Perenialisme diambil dari kata perennial yang artinya kekal dan abadi. Dari makna tersebut. maka aliran perenialisme mengandung kepercayaan filsafat berpegang teguh pada nilai-nilai dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. 

        Perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah tujuan yang jelas merupakan tujuan yang utama dari filsafat, khususnya filsafat pendidikan. 

4. Aliran Rekonstruksionisme 

          Kata Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris yaitu "recontruct" yang berarti menyusun kembali, filsafat pendidika. Rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak atas susunan hidup, kebudayaan yang bercorak modern. 

 Aliran Rekonstruksionisme berkeyakina bahwa tugas menyelamatkan dunia adalah tugas semua manusia. 

5. Aliran Eksistensialisme 

           Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki serta dihadapinya. 

Eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak tidak logis atau tidak ilmiah. Eksistensialisme menolak bentuk kemutlakan rasional. 

6. Aliran Idealisme 

         Idealisme adalah suatu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. 

        Tokoh aliran idealisme adalah Plato dari murid dari Socrates. Aliran Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. 

         Aliran ini menganggap bahwa yang nyata hanyalah ide/idea, idea sendiri selalu tetap atau tidak mengalami perubahan serta penggeseran. 

B. Pemikiran kunci Tokoh Filsafat 

1. Plato, lahir sekitar 428 SM dan meninggal sekitar th 348 SM. Plato merupakan Filosof Yunani yang aktif mengembangkan filsafat dengan mendirikan sekolah khusus yang disebut dengan Akademi. 

Plato berpandangan bahwa konsep ide merupakan pandangan adanya dunia lain di balik alam kenyataan sebagai hakikat segala sesuatu yang ada. Artinya suatu yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari itu termasuk dalam ide tersebut.  Baik itu dalam kebaikan atau keburukan. 

2. Aristoteles 

    Aristoteles lahir sekitar 384 SM dan meninggal sekitar 348 SM. Aristoteles merupakan Bapak ilmu, beranggapan bahwa ilmu pendidikan dibangun melalui riset pendidikan. Aristoteles berpandangan bahwa ilmuwan hendaknya menarik kesimpulan secara induksi dan deduksi. 

3. John Amos Comanius

     Lahir pada tanggal 28 Maret 1592 di Moravia. Filosof pertama yang memperhatikan dan memberikan konsedensi terhadap orientasi pemikiran filsafat pendidikan. Dan John Amos Comanius seorang pendeta poletestan ia berpandangan bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan, manusia itu diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. 

C.  Pemikiran Filsafat Pendidikan menurut Al-Ghazali dan Ki Hajar Dewantara. 

1. Imam Al-Ghazali 

           Imam Al-Ghazali adalah Tokoh muslim yang memiliki pemikiran yang luas dalam bidang tasawuf, filsafat, dan ilmu pendidikan. Tujuan pendidikan cenderung kesisi Rohanian , dikarenakan Imam Al-Ghazali yang bercorak tasawuf. 

     pandangan pendidikan filsafat menurut Imam Al-Ghazali adalah: 

1) Kegiatan menuntut ilmu tiada lain berorientasi pada pencapaian ridho Allah. 

2) Etika Peserta didik 

3) Peneguhan tujuan agama dalam kegiatan menuntut ilmu

      Kriteria guru menurut Imam Al-Ghazali 

1) Guru harus mencintai muridnya, seperti dia mencintai anaknya sendiri. 

2) guru sebagai contoh perilaku yang baik

3) guru tidak menggunakan kekerasan saat mengajar 

4) guru sebagai panutan yang baik dihadapan murid-muridnya

5) guru harus mengamalkan ilmunya

     Kriteria murid menurut Imam Al-Ghazali 

1) Mengurangi keterikatan masalah yang mengganggu lancarnya penguasaan ilmu

2) Bersikap rendah hati atau tawadhu'

 

2. Ki Hajar Dewantara 

     Ki Hajar Dewantara sendiri adalah Bapak pendidikan di Indonesia 

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan sendiri adalah segala usaha dari orang tua yang menyokong hidup anak atau kemajuan hidupnya. Dalam arti memperbaiki pertumbuhan segala kekuatan rohani dan jasmaninya. 

      Sistem pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Sistem yang dianut adalah sistem among atau artinya mengasuh anak. 

Guru adalah "pamong" artinya wajib mengajar, memberikan ilmu dan mendidik anak. 

       Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah untuk menyempurnakan hidup lahir Batin, baik sebagai individu maupun masyarakat. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun