Pemimpin dunia Jemaat Muslim Ahmadiyah mengatakan dalam salah satu khotbahnya mengenai bagaimana Muslim bersikap bilapun Islam diperolok-olok,
“Umat Muslim perlu ingat bahwa kekerasan bukanlah jawaban terhadap provokasi demikian. Sebaliknya jawabannya adalah mereformasi diri dan merespon hinaan-hinaan dari penentang-enentang Islam dengan mengirimkan shalawat kepada Yang Mulia Rasululloh Saw.”
Di hadapan Parlemen Kanada baru-baru ini dilaksanakanpada 17 October 2016, beliau menyampaikan,“Sayangnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa kelompok Muslim yang keyakinan dan tindakannya bertentangan dengan ajaran-ajaran Al-Quran. Mereka melakukan kezaliman dan aksi terorisme atas nama Islam yang jelas-jelas melanggar ajaran pokok agama ini.
Mengutip ayat Al Qur’an beliau mengatakan,“Al Quran dengan gamblang menyatakan dalam surah Al-Baqarah: 257, ‘Tidak ada paksaan dalam agama’. Betapa jelas dan tegasnya pernyataan ini yang menghidupkan kebebasan berpikir, beragama dan berkeyakinan. Dengan demikian, menurut keyakinan dan ajaran saya, setiap orang di setiap dusun, desa, kota ataupun negara memiliki hak yang tidak dapat dicampuri, untuk mengikuti agamanya serta menjalankannya.”
Dengan tegas beliau menggarisbawahi bahwa dalam urusan agama tidak ada paksaan. Maka bukan dengan paksaan umat Islam membungkam siapapun meski seseorang itu menghinakan agama.
Bagaimana sikap negara dalam menghadapi situasi terkini? Apa yang harus dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas negara?
Khalifah Islam Ahmadiyah ini menjelaskan bahwa walaupun kebebasan beragama merupakan sebuah prinsip yang penting, namun tatkala ada resiko timbulnya aksi ekstrimisme atau hasutan kebencian, maka menjadi tugas pemerintah untuk ikut campur dan mengambil alih untuk melindungi masyarakatnya.
Beliau mengingatkan tentang fenomena yang terjadi di Arab Saudi saat ini. Beliau menyebutkkan perang Arab Saudi di Yaman sebagai contoh besar ketidakadilan dan beliau menggambarkan konsekuensi potensialnya, dengan lebih lanjut menjelaskan:
“Sangatlah terkenal bahwa Arab Saudi menggunakan senjata-senjata yang dibeli dari negara-negara Barat dalam perang di Yaman, dimana ribuan rakyat sipil tak berdosa, termasuk wanita dan anak-anak, terbunuh dan mengakibatkan kerusakan yang begitu besar. Apa hasil akhir dari penjualan senjata ini? Rakyat Yaman, yang kehidupan dan masa depannya tengah dihancurkan, tidak hanya akan menanggung kebencian dan dendam terhadap Arab Saudi, namun juga terhadap penyedia senjata Arab Saudi dan negara-negara Barat pada umumnya.”
Apa yang terjadi di Timur Tengah janganlah terjadi di negeri NKRI ini, Pancasila akan selamanya menjadi landasan berbangsa dalam mengatur kemajemukan bangsa. Islam sebenarnya jelas mengedepankan damai dan bukan kekerasan dan pemaksaan.
Khalifah Islam Ahmadiyah sebelum menyampakan pandangannya di hadapan Parlemen Kanada diperkenalkan oleh Hon. Judy Sgro MP yang membacakan Members Statement di dalam Gedung Parlemen (House of Commons):