Para demostran dari berbagai daerah kabarnya akan berbondong-bondong mendatangi Jakarta untuk turunkan Ahok karena lidahnya kepleset mengutip bunyi surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Lalu Ahok meminta maaf atas ucapannya, "Saya sampaikan kepada semua umat Islam atau kepada yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf. Tidak ada maksud saya melecehkan agama Islam atau apa," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/10/2016).
Meski Ahok berulang-ulang meminta maaf atas ucapannya namun para calon pendemostran tetap mau turun ke jalan dengan mengatasnamakan bahwa mereka berjuang membela Islam.
Bahkan meskipun Ahok menyatakan bahwa ia bukanlah orang yang anti atau memusuhi agama tertentu termasuk Islam, para calon demonstran tetap ingin turun ke jalan terlepas apakah benar untuk membela Islam atau ada motif lain.
Siapa sebenarnya yang memungkinkan mendorong mereka turun ke jalan? Banyak ditemukan bukti beberapa guru spiritual atau ulama mengutip ayat-ayat Tuhan yang disalah mengertikan seolah agama Islam ada dalam bahaya karena perkataan Ahok. Padahal nyatanya karena ia keseleo ucap dan tak ada maksud untuk menghina Islam.
Apa yang menjadi dasar umat Islam memuliakan ulama? Hadist ini disalah mengertikan seolah yang dimaksud di dalamnya berlaku bagi semua guru spiritual atau ulama. Hadist Rosululloh saw, الْعُلُمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
“Ulama adalah pewaris para nabi.” (HR At-Tirmidzi dari Abu Ad-Darda radhiallahu ‘anhu)"
Sekarang ulama mana yang dimaksud oleh Rosululloh saw yang berhak menjadi pewaris Nabi? Apakah benar ulama yang menyebarkan kebencian layak dikategorikan sebagai pewaris Nabi?
Berikut terdapat hadist yang memberikan pemisah mengenai ulama mana yang tidak layak digugu. Rasulullah SAW bersabda:“Aku lebih khawatir terhadapmu daripada Dajjal. Ditanyakan, apakah itu wahai Rasulullah? Beliau SAW menjawab: Ulama Suu” (ulama buruk).(HR. Ahmad, dengan sanad hasan)."
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda: Ada satu riwayat dari Ady bin Hatim berkata: Saya mendatangi Nabi SAW sementara di leherku masih tergantung salib dari emas. Lalu Rasulullah SAW bersabda: Ya Ady, buanglah berhala itu darimu, saya mendengar beliau membacakan ayat dalam surat at-Taubah ayat: 31: "Mereka menjadikan ulama mereka, dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah....”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Mereka memang tidak menyembah ulama, pendeta dan rahib. Tetapi bila mereka (ulama, pendeta dan rahib) menghalalkan sesuatu pasti mereka (umat) ikut menghalalkannya, begitu pula sebaliknya. Bila mereka mengharamkan sesuatu, mereka (umat) akan ikut pula mengharamkannya." (HR. Tirmidzi)
Maka jelaslah hadist-hadist yang disebutkan terakhir merupakan rujukan tambahan bagi umat Islam. Lalu pertanyaannya bagaimanakah cara umat Islam menyikapi orang-orang yang dianggap menghina Islam meskipun jelas untuk kasus Ahok ini karena kesalahpahaman saja.