“Capek, Lia!” keluh Rara. Lia yang melihatnya hanya tertawa.
“Ayo, jangan menyerah!” godanya.
Rara lalu mengambil napas dan kembali mengejar Lia. Mereka sudah hampir sampai di persimpangan jalan, Rara mengingatkan Lia untuk hati-hati karena sering ada pengendara sepeda yang muncul.
Lia hanya tertawa dan mengejek Rara yang sudah kecapean. Lia terus berlari dan Rara terus mengejarnya.
Tiba-tiba saja Sirpa mengayuh sepedanya dengan kencang.
“Brak!” sepeda Sirpa menabrak Lia. Rara yang melihat kejadian itu menghampiri Lia.
“Lia, kamu tidak kenapa-napa?” tanya Rara begitu khawatir. Rara melihat Sirpa yang tertimpa sepedanya terlihat kaget dengan peristiwa yang baru saja terjadi.
Lia dan Rara langsung menolong Sirpa. Untung Lia tidak kenapa-napa karena jatunya di pinggi jalan raya, tepat di atas rumput. Sementara Sirpa, terlihat lututnya tergores oleh aspal.
“Ada yang sakit lagi tidak selain lutut kamu?” tanya Lia panik. Sirpa menggeleng.
Kebetulan Bu Salam yang keluar ke halaman rumahnya melihat peristiwa tersebut. Bu Salam lalu mengajak mereka ke rumahnya agar bisa membersihkan luka Sirpa.
Sirpa terlihat panik, begitu pun dengan Lia dan Rara.