Mohon tunggu...
Iin Andini
Iin Andini Mohon Tunggu... Guru - Pribadi

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kiat Bertahan Hidup di Ibu Kota ala Perantau

7 Mei 2023   09:23 Diperbarui: 8 Mei 2023   09:04 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mudik Lebaran 2022, syarat mudik Lebaran 2022, protokol kesehatan mudik Lebaran 2022. (Shutterstock/Wulandari Wulandari)

Bukan rahasia lagi jika DKI Jakarta merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Dikutip dari Kompas.com (6/3/2023), Jakarta berada pada posisi ke-28 dari 781 kota yang didata dari World Population Review. Walaupun dikatakan padat penduduk, orang-orang tetap menentukan pilihannya berbondong-bondong datang ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Ya, Jakarta dapat dikatakan sebagai "kota serbaada". Jika kita membaca berita dari media dan pengalaman orang-orang yang tinggal di Jakarta, ada banyak perusahaan nasional dan multinasional, pusat perbelanjaan yang lengkap, fasilitas pendidikan yang lengkap, transportasi umum yang memadai, dan ditambah lagi Jakarta sebagai pusat pemerintahan.

Ada banyak peluang kerja sehingga orang tertarik ke Jakarta. Namun, sebelum ke Jakarta, tentukan dulu tujuan dan keterampilan yang dimiliki. 

Berdasarkan pengalaman saya, orang-orang ke Jakarta tidak cukup hanya mengandalkan ijazah, tetapi sebaiknya memiliki keterampilan atau keahlian yang menjadi daya jual kita. Jika kita tidak memiliki keahlian, kita akan kebingungan mengerjakan apa pun. Jangan sampai kita malah menambah jumlah pengangguran di Jakarta.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai perantau di Jakarta, ada beberapa hal yang membuat orang bertahan hidup di tengah kebisingan Kota Jakarta.

Memiliki Komitmen

Ilustrasi DKI Jakarta yang Padat (Sumber: http://lipi.go.id/lipimedia/LIPI-Padatnya-Penduduk-Jadi-Penyebab-Utama-Banjir-di-Ibu-Kota/17576)
Ilustrasi DKI Jakarta yang Padat (Sumber: http://lipi.go.id/lipimedia/LIPI-Padatnya-Penduduk-Jadi-Penyebab-Utama-Banjir-di-Ibu-Kota/17576)

Komitmen merupakan hal dasar yang harus kita miliki ketika akan tinggal di Jakarta agar tujuan kita memiliki arah yang jelas. Seperti yang disebutkan sebelumnya, ketika datang ke Jakarta, seseorang harus memili tujuan dan keterampilan agar tidak menambah pengangguran. 

Hal ini dilakukan agar kita mampu membiasakan diri dengan adanya kepadatan penduduk, kemacetan yang terjadi di mana-mana, persaingan yang begitu ketat.

Apabila tidak memiliki komitmen, bisa jadi kita akan menjadi stres dan takut untuk melangkah mencapai impian kita. Dalam perjalanannya, pasti akan ada hambatan yang akan dilalui. Namun, kita harus siap menghadapi setiap tantangan agar kita bisa bertahan hidup di Kota Jakarta.

Membuang Rasa Gengsi

Ada banyak peluang kerja di Ibu Kota Indonesia ini yang membawa seseorang pada kesuksesan. Akan tetapi, kita harus percaya diri untuk mewujudkannya. Kalau kita belum memiliki pengalaman apa pun, tunjukkanlah keterampilan yang dimiliki dengan cara berusaha mencari pengalaman untuk belajar. Kita tidak boleh gengsi dengan kekurangan dan latar belakang kita.

Walaupun persaingan di Jakarta begitu ketat, kita harus percaya dengan kemampuan yang kita miliki. Kita jangan membandingkan kemampuan atau kesuksesan orang lain dengan kemampuan kita apalagi dengan cara mengeluh. 

Jadikan sebagai motivasi untuk fokus dan terus belajar mencapai kesuksesan. Kerjakan apa pun itu selama kita mampu, positif, dan bermanfaat untuk menunjang karier ke depannya.

Memiliki Keberanian 

Franklin D. Roosevelt berkata, "Satu-satunya yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri." Kadang ketakutan menguasai diri kita sehingga takut mengambil keputusan. Datang dan tinggal di Jakarta adalah pilihan kita sendiri. Ada banyak masalah dan hambatan yang akan kita lalui. Namun, kita harus berani menghadapinya. Ada banyak orang sukses di Ibu Kota Indonesia karena keberanian mereka mengambil segala risiko agar bisa bertaham hidup.

Demkian halnya kita sebagai perantau. Jangan takut menanggung risiko dari setiap pilihan kita selama hal itu positif dan bermanfaat. Orang berlomba-lomba berjuang mencapai kesuksesan, kita pun harus berani bersaing secara sehat dengan kemampuan dan pengalaman yang kita miliki.

Membangun Koneksi 

Setelah kita memiliki komitmen, membuang rasa gengsi, memiliki keberanian, kita perlu membangun koneksi yang positif dengan orang lain. Sosialisasi perlu dilakukan agar kita bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Kita bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan mereka agar pengetahuan kita semakin meningkat.

Karena tuntutan hidup di ibu kota yang begitu keras, sebagian orang menjadi cuek dan tidak peduli dengan keadaan sekitar sehingga lebih senang bekerja dan melakukan apa pun sendiri. 

Kadang kita perlu meningkatkan kualitas hidup kita dengan berbagi cerita dengan orang di sekitar kita. Di samping itu juga, mereka dapat membantu kita mendapatkan pekerjaan yang lebih baik berdasarkan pengalamannya bekerja sama dengan kita. Namun, bangunlah koneksi dengan orang-orang yang membawa pengaruh positif dengan kita.

Manajemen Diri yang Baik

Tinggal di kota besar bisa berdampak pada kesehatan mental. Persaingan yang begitu ketat, kemacetan yang terjadi di mana-mana, tuntutan pekerjaan yang keras bisa membuat seseorang menjadi stres. 

Oleh karena itu, perlu adanya manajemen diri yang baik. Kita harus bisa mengatur waktu dengan baik, menjaga kesehatan, dan melakukan mindfulness.

Jika memiliki waktu luang, sesekali kita mencari hiburan yang positif dan menjalankan hobi untuk melupakan sejenak kesibukan kita. Kita juga perlu berdialog dengan Sang Pencipta sesuai agama dan keyakinan kita untuk melepaskan beban hidup kita. Kita mensyukuri setiap berkat yang kita dapatkan setiap hari. 

Ada banyak cobaan dan godaan di ibu kota, jangan sampai merusak karier yang sudah kita bangun. Oleh karena itu, kita perlu memanajemen diri kita dengan baik.

Itulah beberapa kiat berdasarkan pengalaman saya dan hasil sharing dengan teman sesama perantau. Kiat ini bukan menjadi sesuatu yang mutlak dilakukan untuk mencapai kesuksesan. Saya yakin setiap orang memiliki caranya sendiri untuk menghadapi Ibu Kota Jakarta. 

Intinya adalah kekuatan yang perlu dimiliki agar bertahan di Jakarta adalah keterampilan agar memudahkan kita beradaptasi dan mencapai kesuksesan sesuai kapasitas kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun