Mohon tunggu...
IIM IMANDALA
IIM IMANDALA Mohon Tunggu... Guru - Membuka cakrawala berpikir melalui menulis

Guru SLBN Cicendo Kota Bandung dan Sebagai Mahasiswa S3 Nanjing Normal University China

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak Autis Tidak Dapat Diajari Membaca?

30 Agustus 2018   21:03 Diperbarui: 30 Agustus 2018   21:25 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penggunaan pendekatan phonetic atau bunyi bahasa sangat bermanfaat bagi anak-anak autis karena melalui pendekatan ini mereka dibangkitkan kesadaran bunyi bahasanya yang dikaitkan dengan pengenalan huruf (Smith, 2007). Glaser (2007) juga meyakini hal tersebut karena bunyi bahasa atau fonem dapat meningkatkan kosa kata. Meskipun begitu akan ditemui perbedaan cara atau strategi untuk setiap anak autis pada saat belajar membaca menggunakan pendekatan ini. Ada yang belajar melalui label-label pada perlengkpan rumah, logo perusahaan, logo chanel televisi, ada yang tertarik dengan kamus, brosur, dan lain-lain.

Grandin (1995) juga berpendapat bahwa kita akan menjumpai beberapa anak autis yang lebih mudah belajar membaca melalui bunyi bahasa (phonic) dan ada pula yang belajar membaca dengan cara membaca kata secara keseluruhan (tidak mengeja). Beberapa pendidik yang mengajar membaca melalui phonetics biasanya memulai dari kata atau tulisan yang disukai oleh anak. Dari kata atau tulisan tersebut kemudian diurai setiap hurufnya dan diucapkan fonemnya (bunyinya). Kartu kata bergambar dapat membantu proses tersebut.

Bagi anak yang membaca kata secara keseluruhan akan mengingat bentuk tulisan dari kata tersebut dan membedakan dengan tulisan-tulisan lainnya. Setelah itu pengajar dapat mengurainya berdasarkan suku kata hingga diurai menjadi huruf, kemudian dirangkai lagi menjadi kata yang utuh. Penggunaan kartu kata pada proses ini pun sangat bermanfaat.

3.  Menggunakan social stories, dan komik singkat

Penelitian tentang social stories dan komik singkat ini pernah dilakukan oleh Myles dan Rogers (2001). Hasil penelitian itu menyatakan bahwa pada umumnya anak-anak autis kesulitan menggunakan pendekatan social stories dan komik singkat karena cenderung imajinatif sedangkan anak-anak autis memiliki hambatan dalam kemampuan imajinasi. Hanya ada beberapa kasus yang mampu beradaptasi dengan pendekatan ini.

Sebenarnya Gray (1995) telah mengungkapkan beberapa tips menggunakan pendekatan social stories dan komik singkat kepada anak autis ini, yaitu harus memperhatikan faktor usia anak, derajat hambatan yang dimiliki (high atau low function), pengajar harus pandai mentransformasi situasi bastrak menjadi kongkrit, dan situasi gangguan dari lingkungan sekitar harus diminimalkan. Cerita yang diangkat harus berkaitan langsung dengan anak dan dibantu dengan ilustrasi gambar sesuai konteks cerita.

Untuk menutup tulisan ini akan disajikan sepuluh hal yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak-anak autis. Sepuluh hal ini harus terus diingat agar para pendidik terus semangat dan konsisten dalam mendidik mereka.

  • Buatlah perencanaan pengajaran membaca yang dapat mendorong anak untuk aktif, kreatif, otentik, dan terstruktur.
  • Bangun mindset dalam diri bahwa anak autis juga dapat belajar
  • Perlihatkan antusias untuk semangat belajar dan mengajar anak-anak autis
  • Mulai dari yang anak sukai/tertarik
  • Ciptakan pembelajaran yang multisensoris
  • Memahami kebutuhan belajarnya
  • Bekerja sama dengan teman sejawat
  • Berikan kesempatan yang luas kepada anak untuk terus mencoba dan berlatih
  • Hubungkan materi pengajaran membaca dengan kondisi nyata diri anak.
  • Jika memungkinkan pengajaran membaca dapat diintegrasikan dengan seni berbahasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun