Â
Tingkatan ketiga ialah yantadhirun, atau mereka yang menunggu untuk memperoleh. Mereka benar-benar membutuhkan dan mengharapkan, namun mereka merasa malu untuk mencari-cari. Mereka lebih memilih menahan diri dan memasrakan semuanya kepada Allah SWT.
Kelompok ketiga dan keempat tersebut jika merujuk pada ayat quran surah al hajj ayat 36 dapat dikategorikan sebagain (qani wal mu'tar). Qani ialah mereka yang menahan diri dan mu'tar ialah yang minta secara terang-terangan.
Tingkatan keempat ialah yandhurun, atau mereka yang berupaya melihat proses ibadah qurban. Dengan melihat proses berqurban, boleh jadi muncul satu niatan atau motivasi dapat berqurban di tahun berikutnya. Selain itu, dengan melihat proses qurban, terdapat nilai-nilai lain. Setidaknya turut bergembira dengan keberlangsungan ibadah qurban.
Tingkatan kelima ialah yusaidun, meraka yang berusaha membantu pelaksanaan ibadah qurban dengan tenaganya. Mereka belum bisa berqurban di tahun tersebut, namun untuk mendapat pahala dan keberkahan, turut serta membantu proses pelaksanaan. Kelompok ini tentu kembali pada niatnya masing-masing. Apakah membantunya itu lillah, atau bukan. Hanya diri mereka dan Allah SWT yang tahu. Terlepas dari semua itu, orang-orang yang membantu, memiliki derajat yang lebih baik karena telah berusaha menyukseskan pelaksanaan.
Â
Tingkatan keenam ialah yunfiqun atau mereka yang menginfakan sebagian harta yang dimilikinya. Untuk dapat berqurban dengan 1 ekor hewan qurban belum mampu. Oleh karena itu ia mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya sebagai bantuan kepada orang lain yang kekurangan atau kepada kepanitaan untuk suksesnya pelaksanaan qurban.
Tingkatan ketujuh ialah yaf'alun, mereka yang melakukan ibadah qurban. Dengan segenap keimanannya, ia menunaikan syariat qurban. Pesona qurban merasuk pada dirinya, hingga pada akhirnya mendapat banyak kebaikan. Pun mereka dikategorikan oleh rasulullah saw sebagai orang yang beramal dengan sebaik-baiknya amalan di hari tersebut.
Tingkatan kedelapan ialah yad'un. Kelompok ini, selain melakukan ibadah qurban, tetapi mereka menyeru orang-orang lain untuk melakukannya. Kelompok ini, selain mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukan, mereka akan memperoleh pahala pula dari pahala qurbannya orang-orang yang diserunya. Hal ini senada dengan hadits nabi saw "barangsiapa yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala orang yang melakukannya" (Hr. Muslim).
Tingkatan kesembilan atau mungkin bisa dikategorikan tingkatan tertinggi ialah yantasyirun. Selain berqurban dan menyeru orang-orang untuk berqurban, kelompok ini berusaha menyebarkan manfaat qurban ke berbagai wilayah yang minim qurban. Mereka sadar, pelaksanaan qurban di Indonesia belum merata. Di satu daerah sangat banyak, namun di daerah lainnya minim. Meraka akan mendapatkan pahala yang lebih banyak lagi.
Ibadah qurban yang memiliki banyak pesona ini tentunya harus terus dilakukan. Kaum muslimin dituntut untuk terus berinovasi baik menyangkut cara menjadi mudhi, proses pelaksanaan, keberlangsungan, hingga azas kebermanfaatan. Ibadah qurban harus terus dilakukan oleh generasi selanjutnya. Jangan sampai berhenti pada generasi sekarang ini. Semua dapat terwujud dengan kekuatan iman dan upaya untuk melakukan. Â