Mohon tunggu...
Iim Ibrohim
Iim Ibrohim Mohon Tunggu... Ilmuwan - dosen

Dosen di Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Ketua Yayasan Mutiara Embun Pagi Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesona Qurban

26 Juni 2023   10:13 Diperbarui: 26 Juni 2023   21:45 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebar Daging Hewan Qurban di Daerah Terpencil

Setiap kali memasuki bulan Dzulhijjah, kaum muslimin disajikan banyak amalan salehan yang dapat dilakukan. Salah satunya ialah qurban. Ibadah qurban memiliki banyak keistimewaan. Ibadah qurban pula merupakan salah satu ibadah yang terlebih dahulu dilakukan, kemudian disyariatkan.

Pelaksanaan qurban sudah sejak lama dilakukan. Melalui Firman-Nya, Allah SWT memberitahukan bahwa qurban telah dilakukan oleh tiap ummat. Cara, ketentuan, dan dasarnya saja yang berbeda (Q.S Al Hajj; 34).

Sebagai contoh, peristiwa qurban yang terjadi masa nabi Adam as. Nabi Adam as memerintahkan kepada kedua putranya (Habil dan Qabil) untuk berqurban. Habil yang berprofesi sebagai peternak berqurban dengan kambing yang gemuk, sedangkan Qabil yang berprofesi sebagai petani, berqurban dengan buah-buahan yang busuk. Pada akhirnya Allah SWT. menerima qurbannya Habil dengan cara menyambar qurbannya, dan membiarkan qurbannya Qabil (Lihat Kisah Para Nabi Ibnu Katsir, hal. 65). Selanjutnya nabi Ibrahim as dan nabi Ismail as yang berqurban dengan seekor kambing besar sebagai balasan atas keimanan mereka kepada Allah SWT (QS Al Shaffat 104-107).

Contoh lain terdapat cara berqurban yang berbeda. Atas petunjuk dukun perempuan, Abdul Muthalib berqurban dengan 100 ekor unta sebagai tebusan atas rencana qurban anaknya Abdullah, (lihat Sirah Nabawiyah Shafiyyurrahman; hal. 73). Demikian juga qurban masa nabi Muhammad saw, misalnya pada saat peristiwa haji wada beliau berqurban dengan banyak unta (QS Al Hajj 36). Intinya, pada setiap ummat terdapat pelaksanaan qurban. 

Ibadah qurban memiliki pesona yang luar bisa. Bukan hanya disebabkan oleh sejarahnya yang panjang, melainkan banyak isyarat yang ditunjukan. Isyarat-isyarat dimaksud antara lain termaktub dalam Q.S Al Kautsar ayat 1-2, Al Hajj ayat 28, Al Shaffat ayat 102, dan beberapa hadis sahih nabi Muhammad saw, misalnya hadits yang mengatakan bahwa "tidak ada satu amalan anak adam pada hari raya Idul Adha yang paling dicintai Allah SWT. selain menyembelih hewan qurban.... (Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majjah).

Dari beberapa dalil ilahiyyah di atas, terdapat beberapa petunjuk tentang keuntungan orang-orang yang berqurban di antaranya; 1) akan diampuni dosa, 2) mempunyai saksi di hari pembalasan, 3) dicintai Allah SWT., 4) dikuatkan keimanan, dan 5) mendapat balasan kebaikan. Keuntungan tersebut tentu menjadi pesona tersendiri. Ummat muslim mana yang tidak terpesona untuk mendapatkan berbagai kebaikan dari Allah SWT tersebut. Semua pasti mendambakannya.

Pesona qurban hanya akan menjadi perhatian orang yang benar-benar takwa. Tidak semua orang terpanggil. Padahal, ibadah qurban hanya terjadi 1x saja dalam 1 tahun. Tahun yang akan datang belum tentu masih diberi kesempatan.

Di Indonesia sendiri, pelaksanaan qurban masih terus semarak. Salah satu indikatornya ialah kebutuhan hewan qurban yang terus meningkat. Sampai-sampai, untuk pemenuhan hewan qurban pemerintah harus melakukan impor. Namun demikian, pada pelaksanaannya terdapat fenomena yang cukup menarik. 

Jika diperhatikan, dalam menyikapi ibadah qurban ummat Islam di Indonesia dapat diklasifikasikan pada beberapa tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan, untuk sementara penulis dapat mengklasifikasikannya pada sembilan tingkatan;

Tingkatan pertama dinamakan ghairu muballin atau orang-orang yang acuh tak acuh. Mereka sama sekali tidak peduli dengan kehadirannya. Ada atau tidak pelaksanaan qurban, sama sekali tidak mempengaruhinya. Kelompok ini, tentunya harus disadarkan. Sebagai orang Islam, seyogianya mereka memperhatikan. 

Tingkatan kedua ialah yabhatsun atau orang-orang yang saat tiba hari qurban, mereka mencari bagian daging hewan qurban. Dikatakan salah tentu saja tidak, karena itu hak mereka. Terlebih mereka berusaha mencari karena membutuhkan dan layak untuk menerima. Yang kurang elok ialah terjadi modus. Mereka mencari sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan yang lain, lalu hasil yang didapat dijual kepada penadah.

 

Tingkatan ketiga ialah yantadhirun, atau mereka yang menunggu untuk memperoleh. Mereka benar-benar membutuhkan dan mengharapkan, namun mereka merasa malu untuk mencari-cari. Mereka lebih memilih menahan diri dan memasrakan semuanya kepada Allah SWT.

Kelompok ketiga dan keempat tersebut jika merujuk pada ayat quran surah al hajj ayat 36 dapat dikategorikan sebagain (qani wal mu'tar). Qani ialah mereka yang menahan diri dan mu'tar ialah yang minta secara terang-terangan.

Tingkatan keempat ialah yandhurun, atau mereka yang berupaya melihat proses ibadah qurban. Dengan melihat proses berqurban, boleh jadi muncul satu niatan atau motivasi dapat berqurban di tahun berikutnya. Selain itu, dengan melihat proses qurban, terdapat nilai-nilai lain. Setidaknya turut bergembira dengan keberlangsungan ibadah qurban.

Tingkatan kelima ialah yusaidun, meraka yang berusaha membantu pelaksanaan ibadah qurban dengan tenaganya. Mereka belum bisa berqurban di tahun tersebut, namun untuk mendapat pahala dan keberkahan, turut serta membantu proses pelaksanaan. Kelompok ini tentu kembali pada niatnya masing-masing. Apakah membantunya itu lillah, atau bukan. Hanya diri mereka dan Allah SWT yang tahu. Terlepas dari semua itu, orang-orang yang membantu, memiliki derajat yang lebih baik karena telah berusaha menyukseskan pelaksanaan.

 

Tingkatan keenam ialah yunfiqun atau mereka yang menginfakan sebagian harta yang dimilikinya. Untuk dapat berqurban dengan 1 ekor hewan qurban belum mampu. Oleh karena itu ia mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya sebagai bantuan kepada orang lain yang kekurangan atau kepada kepanitaan untuk suksesnya pelaksanaan qurban.

Tingkatan ketujuh ialah yaf'alun, mereka yang melakukan ibadah qurban. Dengan segenap keimanannya, ia menunaikan syariat qurban. Pesona qurban merasuk pada dirinya, hingga pada akhirnya mendapat banyak kebaikan. Pun mereka dikategorikan oleh rasulullah saw sebagai orang yang beramal dengan sebaik-baiknya amalan di hari tersebut.

Tingkatan kedelapan ialah yad'un. Kelompok ini, selain melakukan ibadah qurban, tetapi mereka menyeru orang-orang lain untuk melakukannya. Kelompok ini, selain mendapatkan pahala dari ibadah yang dilakukan, mereka akan memperoleh pahala pula dari pahala qurbannya orang-orang yang diserunya. Hal ini senada dengan hadits nabi saw "barangsiapa yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala orang yang melakukannya" (Hr. Muslim).

Tingkatan kesembilan atau mungkin bisa dikategorikan tingkatan tertinggi ialah yantasyirun. Selain berqurban dan menyeru orang-orang untuk berqurban, kelompok ini berusaha menyebarkan manfaat qurban ke berbagai wilayah yang minim qurban. Mereka sadar, pelaksanaan qurban di Indonesia belum merata. Di satu daerah sangat banyak, namun di daerah lainnya minim. Meraka akan mendapatkan pahala yang lebih banyak lagi.

Ibadah qurban yang memiliki banyak pesona ini tentunya harus terus dilakukan. Kaum muslimin dituntut untuk terus berinovasi baik menyangkut cara menjadi mudhi, proses pelaksanaan, keberlangsungan, hingga azas kebermanfaatan. Ibadah qurban harus terus dilakukan oleh generasi selanjutnya. Jangan sampai berhenti pada generasi sekarang ini. Semua dapat terwujud dengan kekuatan iman dan upaya untuk melakukan.  

Wallahu a'lam 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun