Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pengaruh Agama dan Etnis Sangat Kuat dalam Pilgub DKI 2017

17 Februari 2017   10:49 Diperbarui: 17 Februari 2017   11:16 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah pemilihan Gubernur DKI Jakarta 15 Februari 2017 telah dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,  rahasia, jujur dan adil sesuai Undang-Undang tentang Pemilihan Umum, walaupun disana-sini masih banyak kekurangan seperti kurangnya katu pemilih akibat tingginya partisipasi pemilih di beberapa TPS. 

Setidaknya ada lima hal yang menarik dikemukakan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 15 Februari 2017. 

Pertama, tingkat partisipasi warga DKI Jakarta sangat tinggi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 15 Februari 2017.   Menurut informasi, warga DKI yang menggunakan hak pilih sangat besar - di atas 70 persen.  Hal tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya, selama pemilihan Gubenrur secara langsung di era Orde Reformasi.  Betty F. Idrus dalam wawancara dengan Radio Elshinta (16/2/) mengemukakan bahwa mereka yang bermukim di perumahan-perumahan elit dan apartemen, walaupun tidak terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap), banyak sekali yang datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) dengan membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) elektronik dan kartu keluarga yang asli atau foto copy. Dampaknya banyak TPS yang kehabisan kartu suara untuk memilih.

Kedua, ada pasangan calon yang kalah di TPS tempat dia memilih.  Hal tersebut dialami calon Gubernur yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan tiga calon Wakil Gubernur DKI yaitu Jarot Saiful Hidayat, Sandiaga Uno dan Sylviana Murni.  Penyebab ketiga calon wakil Gubernur DKI Jakarta kalah banyak faktor, bisa karena kesibukan ditempat kerja, lupa menjalin hubungan baik dengan tetangga, sehingga pada saat menjadi calon Wakil Gubernur, warga lebih memilih pasangan calon lain.  Bisa juga karena faktor agama, suku dan sebagainya.

Ketiga, pengaruh media sosial sangat besar dalam membentuk opini tentang pasangan calon yang bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI.  Bahkan sudah memasuki masa tenang, para tim sukses dan relawan, masih memposting di media social para pasangan ketika berkampanye.  

Keempat,  hasil pemungutan suara di TPS, walaupun hanya Quick Count bukan Riel Countyang dilakukan KPU (Komisi Pemilihan Umum) DKI, tetapi masyarakat segera mendapat gambaran hasil Pilgub DKI yang disiarkan berbagai stasiun TV dari hasil Quick Count (hitung cepat), sekalipun harus menunggu dengan sabar hasil perhitungan resmi yang dilakukan KPUD DKI.

Kelima,    pemilihan Gubernur DKI berlangsung aman, damai, tertib dan tidak ada gangguan  yang berarti yang mengganggu keamanan sebagaimana yang dikhawatirkan banyak pihak. Ini terlepas dari kesigapan aparat keamanan dan partisipasi seluruh warga DKI yang berkomitmen menjaga ketertiban dan keamanan selama pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Pengaruh Agama dan Etnis

Hasil pemilihan Gubernur DKI Jakarta tanggal 15 Februari 2017 memberi konfirmasi kepada kita bahwa pengaruh agama sangat dominan mempengaruhi masyarakat dalam menentukan hak pilih.  Bahkan tingginya tingkat partisipasi pemilih di DKI Jakarta harus diakui karena dorongan keyakinan agama. 

Setidaknya ada tiga indikator yang dapat dikemukakan bahwa keyakinan agama menjadi faktor dominan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Pertama,   pasangan calon (paslon) Anies-Sandi, pada bulan pertama dan kedua dalam pelaksanaan kampanye, semua hasil survey selalu menempatkan Anies-Sandi pada posisi ketiga, dan jaraknya besar antara paslon nomor urut 2 dan 1.  Ketika Anies-Sandi mengubah strategi dan taktik dalam kampanye yang mencoba merepresentasikan diri sebagai Muslim yang taat dengan memakai kopiah, dan dalam kampanye banyak mengakomodir kepentingan umat Islam, selalu menyebut iman dan taqwa dalam debat, para pemilih yang tadinya memilih Agus-Silvi, mereka mengalihkan pilihan ke Anies-Sandi. 

Ahok-Jarot berusaha membendung fenomena tersebut dengan membuat baliho,  spanduk dan stiker dengan logo partai pengusung yang dipasang diberbagai perkampungan padat dan jalan yang menyebut komitmen Ahok-Jarot terhadap umat Islam, begitu pula Agus-Silvi menyebar begitu banyak spanduk, stiker dan alat peraga lainnya  yang menyebut Agus-Silvi sebagai pemimpin umat Islam,  pergeseran pemilih ke Anies-sandi tidak terbendung. 

Kedua, pasangan calon Ahok-Jarot juga mendapat dukungan massif dari umat Nasrani dan Etnis Cina (Tionghoa). Saya menduga sekurang-kurangnya 95 persen pemilih dari umat Nasrani dan etnis Cina memilih Ahok-Jarot.   TV ONE (15/2) menyanagkan hasil pilgub di TPS Pluit, tempat Ahok bermukim dan memilih,  sekitar 95 persen pemilih memilih Ahok-Jarot.   Begitu pula di TPS Petamburan, dekat Markas FPI,  di TPS itu dimenangkan Ahok-Jarot.  Menurut informasi, di kawasan itu, ada Gereja Bethel, semua jamaah Gereja Bethel memilih di TPS tersebut dan  hasilnya Ahok-Jarot menang di TPS itu.

Ketiga, di kawasan Jakarta Selatan,  Jakarta Timur dan sebagian Jakarta Pusat, yang terkenal kawasan yang kuat keagamaannya, mayoritas memilih Anies-Sandi yang dianggap representasi dari umat Islam dalam Pilgub DKI.   Sebaliknya, di Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang merupakan kawasan banyak dihuni etnis Cina (Tionghoa),  banyak dimenangkan Ahok-Jarot dalam pilgub DKI tanggal 15 Februari 2017.

Keempat, Aksi damai 411,  212 dan 112 sebagai reakasi atas insiden surat Al Maidah 51 yang akhirnya menyeret Ahok menjadi tersangka, telah mempersatukan umat Islam dan memberi spirit dan kesadaran baru, yang kemudian berujung ke bilik suara dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Sebagai sosiolog, saya yakin fenomena ini akan berlanjut di putaran ke 2 dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.  

Allahu a’lam bisshawab           

Musni Umar adalah  Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun Jakarta

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun