Kapan terakhir kali aku ikut bersedih atas kematian orang lain? Sebelum hari-hari berkecamuk dengan badai atau halilintar seperti ini, kami pernah bercakap-cakap dengan tawa yang tak dimiliki pasangan manapun.
"Ada bunga yang kamu suka?"
"Aku menyukai semua bunga. Aku suka Edelweiss, tapi aku tidak suka dibawakan bunga itu?"
"Kamu pasti punya alasan?"
"Bukannya aneh? Menyakiti sesuatu yang mereka sukai, lalu memberikannya pada mereka dalam keadaan mati."Â
Seolah seperti ini, "aku membunuhnya untukmu."
"Jadi?"
"Jangan bawakan bunga itu pada mereka yang kamu sukai, tapi bawa mereka ketempat bunga itu tumbuh."
"Ayo lomba lari diluasnya Sabana, dengan puncak gunung sebagai jurinya."
Melalui kematian kemarin, kekasihku atawa dulunya saling mengasihi menangis sesegukan
Kematian akan selalu datang, bergiliran atau sekedar membersamai
Melalui gawai, kesedihan berangkat cepat menuju Padang
Aku turut berduka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H