Mohon tunggu...
Khaiqal Fahrezi Meuraxa
Khaiqal Fahrezi Meuraxa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia 21 Universitas Andalas

Kalo lagi gabut, nulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Obituari Edelweiss

19 September 2023   00:20 Diperbarui: 19 September 2023   00:20 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapan terakhir kali aku ikut bersedih atas kematian orang lain? Sebelum hari-hari berkecamuk dengan badai atau halilintar seperti ini, kami pernah bercakap-cakap dengan tawa yang tak dimiliki pasangan manapun.

"Ada bunga yang kamu suka?"

"Aku menyukai semua bunga. Aku suka Edelweiss, tapi aku tidak suka dibawakan bunga itu?"

"Kamu pasti punya alasan?"

"Bukannya aneh? Menyakiti sesuatu yang mereka sukai, lalu memberikannya pada mereka dalam keadaan mati." 

Seolah seperti ini, "aku membunuhnya untukmu."

"Jadi?"

"Jangan bawakan bunga itu pada mereka yang kamu sukai, tapi bawa mereka ketempat bunga itu tumbuh."

"Ayo lomba lari diluasnya Sabana, dengan puncak gunung sebagai jurinya."

Melalui kematian kemarin, kekasihku atawa dulunya saling mengasihi menangis sesegukan

Kematian akan selalu datang, bergiliran atau sekedar membersamai

Melalui gawai, kesedihan berangkat cepat menuju Padang

Aku turut berduka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun