1. Masih melekat dan bahkan dianggap lumrah sebagai "budaya partai" yang menggunakan logika "kita" atau "mereka" untuk afirmasi kelompok.
2. Akan selalu ada tokoh politik, termasuk umat beragama yang menyebarkan politik negatif.
3. Membenarkan praktik pembatasan dibidang identitas sosial, budaya, dan ekonomi.
4. Meningkatnya uraian ideologi ekstrim di ruang publik.
5. Tidak adanya kepercayaan terhadap pemerintah.
6. Masyarakat masih sangat minim informasi dan literasi politik.
Strategi Menghindari Politisasi Agama
Adapun lima strategi yang bisa dilakukan untuk menghindari politisasi agama, antara lain:
1. Penekanan pada kampanye yang berbasis opini. Jika seluruh masyarakat mau menekankan sisi positif dari kampanye berbasis ide dan politik identitas yang buruk, termasuk politisasi agama dan berkampanye bersama, maka pihak-pihak yang berkepentingan tentu akan malu untuk menggunakan politisasi agama.
2. Mempolitisasi agama tidak mendapat tempat dalam kampanye dan menekankan bahasa. Ini bisa menjadi kontrol sosial yang sangat efektif.
3. Memperkuat bahan bacaan, literasi perpustakaan dan informasi, serta praktik politik yang secara kritis mengedepankan moralitas dan etika.