Mohon tunggu...
ihwan Tamami
ihwan Tamami Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Mahasiswa jurusan teknik informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Citra Diri: Alasan Generasi Muda Lebih Memilih Barang Branded

26 September 2023   20:57 Diperbarui: 26 September 2023   21:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Photo Mix dari Pixabay

Di masyarakat kontemporer, barang bermerk telah meresap ke dalam kehidupan generasi muda. Merek-merek terkenal seperti Nike, Apple, atau Gucci bukan hanya produk biasa; mereka melambangkan status dan prestise. Namun, apa yang mendorong generasi muda untuk lebih memilih barang bermerk daripada yang berfungsi? Hasil survei kami memberikan wawasan menarik tentang hal ini.

Pilihan Barang Branded vs. Fungsional 

Ketika ditanya apakah mereka lebih memilih barang bermerk daripada yang berfungsi, 65% dari responden menjawab "ya." Ini menunjukkan bahwa mayoritas yang signifikan dalam generasi muda cenderung memprioritaskan daya tarik merek dan citra pribadi daripada fungsionalitas murni. Tren ini mencerminkan budaya konsumen saat ini, di mana memiliki merek terkenal dianggap setara dengan prestise sosial.

Namun, penting untuk diingat bahwa produk bermerk tidak selalu berarti kualitas atau fungsionalitas yang lebih baik. Seringkali, keputusan ini dipengaruhi oleh persepsi konsumen tentang merek tersebut dan sejauh mana merek tersebut membentuk konsep diri mereka sendiri.

Merek Mempengaruhi Pilihan 

Salah satu temuan menarik adalah bahwa 45% dari responden menekankan bahwa merek adalah faktor yang paling memengaruhi pilihan pembelian mereka. Ini menunjukkan bahwa merek tidak sekadar label; merek tersebut memiliki bobot psikologis yang signifikan dalam membentuk preferensi konsumen.

Banyak individu memiliki hubungan emosional dengan merek-merek tertentu. Merek-merek ini mungkin menyampaikan nilai atau pesan yang mereka identifikasi atau membangkitkan rasa kepercayaan. Dalam banyak kasus, konsumen memilih merek tertentu karena merek tersebut mencerminkan identitas atau gaya hidup pribadi mereka.

Meningkatkan Citra Diri

Sebanyak 70% dari responden percaya bahwa memiliki barang bermerk dapat meningkatkan citra diri mereka. Ini menguatkan gagasan bahwa bagi banyak individu muda, memiliki barang bermerk tidak hanya tentang gaya hidup tetapi juga tentang bagaimana mereka dilihat oleh orang lain.

Penting untuk diingat bahwa membentuk citra diri yang sehat seharusnya tidak hanya bergantung pada kepemilikan materi. Namun, dalam era di mana media sosial memainkan peran penting, barang bermerk dapat berkontribusi pada pembentukan identitas digital yang diinginkan.

Tekanan Sosial dan Pengaruh Media Sosial

Dalam tanggapan terhadap apakah mereka merasa mendapat tekanan dari teman-teman atau media sosial untuk memiliki barang bermerk, 60% dari responden mengiyakan perasaan tersebut. Hal ini menegaskan pengaruh besar dari tekanan sosial dalam keputusan pembelian generasi muda.

Platform media sosial sering menjadi wadah untuk memamerkan barang bermerk, menciptakan ilusi bahwa semua orang lain memiliki barang-barang tersebut. Hal ini dapat menciptakan perasaan kurangnya jika seseorang tidak memiliki produk tersebut. Tekanan ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap preferensi pembelian.

Keterbatasan Keuangan

Meskipun banyak yang mengakui manfaat peningkatan citra diri dan kepuasan yang diberikan oleh barang bermerk, 45% dari responden mengakui bahwa mereka mengalami keterbatasan keuangan akibat pembelian barang-barang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tren konsumsi ini tidak selalu sejalan dengan kondisi keuangan individu.

Seringkali, memilih barang bermerk dengan harga tinggi dapat berdampak negatif pada keuangan pribadi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara memenuhi keinginan citra diri dan menjaga stabilitas keuangan.

Kepuasan dan Ketergantungan

Separuh dari responden merasa bahwa barang bermerk memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar, sementara setengah lainnya memiliki pandangan yang berlawanan. Hal ini menunjukkan perbedaan dalam persepsi mengenai nilai barang bermerk dan produk berfungsi. Beberapa individu mungkin merasa puas dengan memiliki produk dengan merek terkenal, sementara yang lain mungkin lebih memprioritaskan aspek praktis.

Penting untuk memahami apakah preferensi terhadap barang bermerk telah mencapai tingkat ketergantungan yang merugikan, di mana berhenti dari konsumsi barang-barang tersebut menjadi tantangan yang sulit.

Nilai Tambah dari Barang Branded

Sebanyak 60% dari responden berpendapat bahwa barang bermerk menawarkan nilai tambah dibandingkan dengan produk non-bermerk. Hal ini mencerminkan persepsi bahwa barang-barang bermerk sering kali unggul dalam hal kualitas atau daya tahan.

Namun, penting untuk diakui bahwa nilai tambah ini tidak selalu berarti bahwa harga yang lebih tinggi selalu sepadan dengan kualitas yang lebih baik. Dalam banyak kasus, merek mengenakan harga yang lebih tinggi karena citra merek tersebut dan tingginya permintaan pasar.

***

Hasil survei ini menyimpulkan bahwa generasi muda cenderung memilih barang bermerk karena faktor seperti peningkatan citra diri, tekanan sosial, dan keyakinan bahwa barang bermerk memberikan nilai tambah. Merek tidak sekadar label; mereka memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pilihan konsumen.

Namun, tidak dapat diabaikan bahwa pembelian barang bermerk dapat berdampak pada kondisi keuangan. Selain itu, sejumlah besar individu muda kesulitan untuk mengendalikan konsumsi barang-barang tersebut, yang mengindikasikan potensi adanya ketergantungan.

Penting untuk selalu mengingat bahwa nilai diri seseorang tidak hanya tergantung pada kepemilikan materi. Di era di mana merek dan citra mendominasi, menjaga keseimbangan antara hadiah diri dan stabilitas keuangan pribadi menjadi sangat penting. Barang bermerk dapat membantu membentuk citra diri, tetapi nilai diri yang sejati tidak hanya bergantung pada merek, melainkan pada nilai intrinsik yang individu berikan kepada diri mereka sendiri dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun